Jenderal Militer China: Perang Lawan Amerika Malapetaka Dunia
- defensesitrep.tumblr.com
VIVA – Terus memanasnya hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Republik Rakyat China (RRC), diprediksi akan menimbulkan konflik besar dan jadi ancaman bencana bagi dunia.
Meningkatnya ketegangan kedua negara raksasa itu tak lepas dari ambisi unifikasi China. Di bawah komando Presiden Xi Jinping, Negeri Tirai Bambu ingin merealisasikan doktrin "Satu China" dengan mencaplok kembali Taiwan dan mendominasi jalur Laut China Selatan.
Dalam tiga tahun terakhir, militer China kerap mengirim armada perangnya untuk berpatroli di wilayah Taiwan. Di sisi lain, Taiwan geram dengan aksi tersebut karena dianggap telah melanggar kedaulatannya.
Merasa terancam, Taiwan mengimpor alat utama sistem persenjataan dalam jumlah masif dari Amerika. Taiwan bahkan dijanjikan akan disokong penuh militer AS, jika Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) datang menginvasi.
Tak hanya itu, China juga menduduki sejumlah kepulauan dan mendirikan pangkalan militer di Laut China Selatan. Tindakan ini membuat China dikecam oleh sejumlah negara yang juga mengklaim kepemilikan pulau-pulau tersebut.
Menteri Pertahanan China, Jenderal Li Shangfu, angkat bicara mengenai kemungkinan konflik bersenjata antara AS dan China. Li tak membantah jika sampai perang antara negaranya dengan AS akan menjadi bencana dunia.
Dalam pernyataanya di Konferensi Tingkat Tinggi Asia, International Institute for Strategic Studies (IISS), Li menyampaikan harapan jika ketegangan dengan Amerika bisa diselesaikan lewat dialog daripada memilih konfrontasi bersenjata.
"Tidak dapat disangkal bahwa konflik atau konfrontasi serius antara China dan Amerika Serikat akan menjadi bencana yang tak tertahankan bagi seluruh dunia," ujar Li dikutip VIVA Militer dari RIA Novosti.
"Namun, ini seharusnya tidak menghalangi kedua belah pihak untuk mencari titik temu dan kepentingan bersama untuk mengembangkan hubungan bilateral dan memperdalam kerja sama," katanya.
Pernyataan Li ini hanya berselang sehari usai insiden manuver kapal perang militer China di dekat kapal perang Angkatan Laut AS (US Navy) di Selat Taiwan, Sabtu 3 Juni 2023.
Manuver kapal perang Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China, dianggap militer AS membahayakan kapal perusak USS Chung-Hoon (DDG-93) karena hanya berjarak 150 meter.
Akibatnya, kapal perang AS itu mendadak berbelok arah dan melambatkan lajunya. Li membantah tuduhan China telah melakukan provokasi. Ia memastikan jika militer AS mengirim kapal perangnya untuk pelayaran perdamaian.
"Kapal perang dan pesawat asing memasuki wilayah yang berdekatan dengan wilayah Tiongkok bukan untuk perjalanan damai, tetapi untuk provokasi. Kami tidak menentang perjalanan damai kapal asing, selama tidak dijadikan alasan untuk hegemoni pelayaran," ucap Li.