Seragam Pasukan Elite SAS Inggris Ternyata Buatan China

VIVA Militer: Unit infanteri Angkatan Darat Britania Raya
Sumber :
  • dailymail.co.uk

VIVA – Sebuah fakta baru terkuak, terkait unit militer Inggris yang ternyata berafiliasi dengan Republik Rakyat China (RRC). Padahal di sisi lain, Inggris adalah sekutu Amerika Serikat (AS) yang merupakan seteru Negeri Tirai Bambu.

Hadiri China Economic and Social Forum 2024, Ketum GP Ansor Addin Tekankan Pentingnya Inovasi

Siapa sangka, ternyata seragam atau pakaian dinas lapangan sejumlah unit Angkatan Bersenjata Britania Raya adalah buatan China. 

Dilansir VIVA Militer dari Daily Mail, kontrak kesepakatan pembuatan seragam dicapai di era Perdana Menteri Liz Truss.

Anindya Bakrie Sambut Langsung Kedatangan Presiden Prabowo di China

Tak tanggung-tanggung, Inggris menyepakati kontrak pembuatan seragam di China dengan nilai mencapai £70 juta, atau setara dengan Rp1,29 triliun.

VIVA Militer: Tim Aerobatik Angkatan Udara Kerajaan Inggris Red Arrows

Photo :
  • raf.mod.uk
Media AS Sebut Peretas China Sadap Telepon Pengacara Trump

Yang lebih mencengangkan lagi, unit militer Inggris yang mengenakan seragam buatan China adalah satuan elite nomor satu dunia, SAS (Special Air Service).

Tak hanya itu, seragam buatan China juga dipakai oleh para penembak runduk (sniper), hingga unit infanteri garis depan Angkatan Darat Britania Raya.

Kemudian, ada pula unit Tim Aerobatik Angkatan Udara Kerajaan Inggris Red Arrows yang juga menggunakan seragam yang diproduksi negara Xi Jinping. 

Seorang mantan komandan batalyon Angkatan Darat Inggris, Kolonel (Purn.) Richard Kemp, geram saat mengetahui hal ini. Menurut Kemp ini adalah aib yang sangat memalukan bagi militer Inggris.

VIVA Militer: Satuan elite Special Air Service (SAS) militer Inggris

Photo :
  • reddit.com

"Ini adalah kesalahan yang memalukan dan memalukan. Bahkan jika harganya lebih mahal, Angkatan Bersenjata seharusnya tidak mengenakan seragam China," ujar Kemp.

Menurut Kemp, produksi seragam prajurit seharusnya dilakukan di Inggris dan bukan di negara yang dianggap sebagai ancaman strategis seperti China.

"Mereka (seragam) harus dibuat di Inggris menggunakan bahan dari negara dengan catatan hak asasi manusia yang baik, dan bukan negara yang merupakan ancaman strategis," kata Kemp.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya