Darurat, Tentara Bayaran Rusia Butuh 300 Ton Peluru Buat Perang Ukraina

VIVA Militer: Tentara bayaran Wagner Group Rusia
Sumber :
  • thesun.ie

VIVA – Situasi berbahaya tengah dihadapi oleh tentara bayaran Rusia, dalam pertempuran hebat di Bakhmut (Artyomovsk), Republik Rakyat Donetsk (DPR). Pasukan Wagner Group di bawah pimpinan Yevgeny Prigozhin dikabarkan kekurangan amunisi.

Ciut Colek Rusia, Jerman Setop Rudal Taurus ke Ukraina?

VIVA Militer melaporkan dalam berita sebelumnya, dalam data Institute of the Study of War disebutkan jika militer Rusia yang didukung tentara bayaran dan sekutunya terus bergerak maju di front Bakhmut.

Hanya saja dalam laporan itu disebutkan bahwa keuntungan yang diperoleh tentara Rusia melambat. Ternyata masalahnya adalah minimnya amunisi yang dimiliki unit Wagner Group.

Jubir Hizbullah Tewas, Analis: Israel Bisa Bunuh Personel Militer atau Non-Militer

Lewat kanal Telegram pribadinya, pendiri sekaligus pimpinan Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, secara langsung mengeluhkan hal tersebut.

VIVA Militer: Pempin tentara bayaran Wagner Group Rusia, Yevgeny Prigozhin

Photo :
  • thesun.co.uk
2 Bulan Jelang Lengser, Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS Gempur Rusia

Menurut Prigozhin, pasukannya membutuhkan setidaknya 300 ton peluru untuk perang melawan pasukan militer Ukraina di wilayah Bakhmut. 

Akan tetapi dalam pernyataannya Senin 1 Mei 2023, Prigozhin menyebut jika hingga saat ini, jumlah yang dikirim Rusia hanya mencapai sepertiga saja.

"Tiga ratus ton per hari adalah 10 peti kemas kargo tidak banyak sama sekali," ucap Prigozhin dikutip VIVA Militer dari Evening Standard.

Hal ini diungkap Prigozhin dengan harapan Kementerian Pertahanan Rusia di bawah komando Jenderal Sergei Shoigu, segera menambah pasokan peluru.

VIVA Militer: Tentara bayaran Wagner Group Rusia

Photo :
  • abcnews.go.com

Pasalnya, pasukan tentara bayaran Rusia ini dikonfirmasi Prigozhin berhasil hanya mampu bergerak maju sejauh 120 meter ke Bakhmut. Gerak maju pasukan Wagner Group harus dibayar mahal dengan kematian 86 orang anggotanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya