Darurat, Tentara Bayaran Rusia Butuh 300 Ton Peluru Buat Perang Ukraina
- thesun.ie
VIVA – Situasi berbahaya tengah dihadapi oleh tentara bayaran Rusia, dalam pertempuran hebat di Bakhmut (Artyomovsk), Republik Rakyat Donetsk (DPR). Pasukan Wagner Group di bawah pimpinan Yevgeny Prigozhin dikabarkan kekurangan amunisi.
VIVA Militer melaporkan dalam berita sebelumnya, dalam data Institute of the Study of War disebutkan jika militer Rusia yang didukung tentara bayaran dan sekutunya terus bergerak maju di front Bakhmut.
Hanya saja dalam laporan itu disebutkan bahwa keuntungan yang diperoleh tentara Rusia melambat. Ternyata masalahnya adalah minimnya amunisi yang dimiliki unit Wagner Group.
Lewat kanal Telegram pribadinya, pendiri sekaligus pimpinan Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, secara langsung mengeluhkan hal tersebut.
Menurut Prigozhin, pasukannya membutuhkan setidaknya 300 ton peluru untuk perang melawan pasukan militer Ukraina di wilayah Bakhmut.
Akan tetapi dalam pernyataannya Senin 1 Mei 2023, Prigozhin menyebut jika hingga saat ini, jumlah yang dikirim Rusia hanya mencapai sepertiga saja.
"Tiga ratus ton per hari adalah 10 peti kemas kargo tidak banyak sama sekali," ucap Prigozhin dikutip VIVA Militer dari Evening Standard.
Hal ini diungkap Prigozhin dengan harapan Kementerian Pertahanan Rusia di bawah komando Jenderal Sergei Shoigu, segera menambah pasokan peluru.
Pasalnya, pasukan tentara bayaran Rusia ini dikonfirmasi Prigozhin berhasil hanya mampu bergerak maju sejauh 120 meter ke Bakhmut. Gerak maju pasukan Wagner Group harus dibayar mahal dengan kematian 86 orang anggotanya.