Janji Presiden Raeisi Balas Dendam Kematian Jenderal Pasukan Elite Iran
- rferl.org
VIVA – Tiga tahun berlalu sejak kematian Mayor Jenderal Qasem Soleimani , pentolan satuan elite Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC). Jenderal bintang dua militer Iran tewas dalam serangan drone Amerika Serikat (AS) di Baghdad, 3 Januari 2020 lalu.
Pasukan elit Iran masih menyimpan dendam atas kematian komandannya. Panglima Korps Garda Revolusi Islam Iran saat ini, Walikota Jenderal Hossein Salami, terus membayar pembalasan kepada militer Amerika Serikat.
Meskipun hingga saat ini, upaya balas dendam Iran belum tercapai. Tak hanya IRGC, Presiden Iran, Ebrahim Raesi, juga menyatakan hal yang sama. Dalam peringatan tiga tahun kematian Soleimani, Raeisi berjanji akan membalas dendam.
"Orang-orang harus tahu bahwa pembalasan sudah jelas. Tidak akan ada keringanan bagi pembunuh dan kaki tangannya," ujar Raeisi dilansir VIVA Militer dari Israel National News.
"Soleimani telah mengalahkan hegemoni Amerika Serikat. Dia adalah pemimpin tim yang didukung Iran melawan kelompok ekstremis," katanya.
Iran membalas beberapa hari kemudian dengan menembakkan selusin rudal balistik ke pangkalan militer AS. Tak hanya itu, rudal-rudal Iran juga menghujani pasukan perang di Irak.
Akan tetapi, serangan itu belum membuat Iran puas. Oleh karena itu, motivasi pembalasan dendam berulang kali dikobarkan para pejabat tinggi Iran demi membalas kematian Soleimani.
Pada tahun 2020 juga, pemerintah Iran mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden AS saat itu, Donald Trump, dengan meminta bantuan kepada Interpol.
Akan tetapi, Interpol dengan cepat menolak permintaan tersebut. Interpol berdalih tidak akan memancing permintaan Iran, karena melibatkan regulasi terhadap intervensi atau aktivitas apa pun yang bersifat politik.
Pada Jumat 2 Januari 2023 lalu, pemerintah Iran merilis data foto 51 orang warga negara Amerika yang diduga terlibat dalam serangan yang menghabisi nyawa Soleimani.