Direkrut Rusia Perangi Ukraina, Pasukan Khusus Afghanistan Digaji Rp111 Juta Per Kepala
- special-ops.org
VIVA – Meskipun memiliki risiko kematian tinggi, para mantan Pasukan Khusus Angkatan Bersenjata Afghanistan (ANASOC) memilih untuk berperang buat Rusia di Ukraina. Bayaran yang sangat besar jadi alasan eks militer Afghanistan, menerima tawaran tersebut.
VIVA Militer melaporkan dalam berita sebelumnya, ribuan mantan anggota satuan elite militer Afghanistan banyak yang melarikan diri lantaran diburu oleh Taliban.
Ribuan eks prajurit pasukan khusus banyak yang kabur ke Republik Islam Iran untuk bersembunyi. Sayangnya, mereka harus hidup bawah garis kemiskinan.
Desakan ekonomi membuat para mantan tentara Afghanistan dengan mudah mengikuti tawaran Rusia, untuk berperang di Ukraina. Lewat Wagner Group, para mantan prajurit Afghanistan direkrut dan dimobilisasi ke garis depan pertempuran.
Dilansir VIVA Militer dari Radio Free Europe/Radio Liberty, saat ini sudah ada lebih dari 2.500 eks pasukan khusus Afghanistan yang direkrut oleh Rusia.
Mantan Komandan Pasukan Khusus Angkatan Bersenjata Afghanistan, Letnan Jenderal Mohammad Farid Ahmadi, membeberkan jumlah bayaran yang diterima para mantan anak buahnya yang memilih jadi tentara bayaran Rusia.
Ahmadi mengungkap hal ini, karena ia juga sempat mendapat tawaran menggiurkan dari Rusia. Ahmadi mengatakan bahwa ia ditawari gaji sebesae U$2.500 atau setara dengan Rp39,4 juta untuk enam bulan pelatihan.
Tak hanya itu, Ahmadi juga ditawari gaji tambahan sebesae US$3.000 atau senilai Rp47,4, untuk bertempur di medan perang Ukraina. Belum lagi uang sebesar US$1.500 (Rp23,7 juta) untuk gaji bulanan serta tempat aman bagi keluarga di Rusia.
"Masalah keamanan dan ekonomi yang serius, serta kemiskinan dan keputusasaan yang ekstrem, telah memaksa mereka melakukan ini untuk sepotong roti, untuk bertahan hidup, dan untuk menghindari kejaran dan siksaan Taliban," ujar Ahmadi.