Jenderal Muslim Rusia: Ukraina dan Amerika Akan Berlutut kepada Kami!
- usatoday.com
VIVA – Pernyataan tegas kembali dilontarkan oleh Kepala Republik Chechnya, Letnan Jenderal Ramzan Kadyrov. Pentolan pasukan muslim Rusia itu mengungkap kerugian besar yang diterima militer Ukraina dalam perang di Zona Operasi Khusus, Rabu 28 Desember 2022.
Kadyrov menyoroti pengerahan pasukan cadangan Angkatan Bersenjata Ukraina (ZSU), yang dikerahkan untuk mengganti peran personel yang tewas di garis depan.
Menurut Kadyrov, militer Ukraina hanya melakukan upaya sia-sia dengan mendorong pasukan baru ke medan pertempuran. Hal ini tak lepas dari minimnya pelatihan dan pengalaman tempur para tentara cadangan Ukraina.
Tak hanya itu, pasukan Ukraina yang mampu bertahan mengalami demoralisasi. Ketakutan dan mentalitas yang ambruk membuat banyak tentara Ukraina yang sudah tak mau lagi berperang.
"Anggota militer Ukraina lainnya mengalami demoralisasi. Komando Angkatan Bersenjata Ukraina mencoba mengganti pensiunan tentara dengan rekrutan yang tidak benar-benar tahu cara memegang senjata di tangan mereka," ujar Kadyrov dilansir VIVA Militer dari RIA Novosti.
Selain itu, Kadyrov juga kembali menegaskan sikap Chechnya yang akan terus mendukung setiap langkah yang diambil Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Gelombang dukungan persenjataan yang dikirim oleh negara-negara Barat anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), disebut Kadyrov takkan membuat Rusia gentar.
Kedatangan sistem rudal pertahanan udara MIM-104 Patriot buatan Amerika Serikat (AS), takkan berpengaruh bagi perjuangan pasukan Rusia dan sekutunya.Â
"Kami akan terus mendukung penuh semua tujuan mulia kepala negara, yang tidak memiliki motif sinis dan egois, serta tidak seperti musuh kami," katanya Kadyrov dikutip VIVA Militer dari Radio Sputnik.
"Oleh karena itu, kami akan menghancurkan tidak hanya sistem (rudal) Patriot Amerika, tetapi juga siapa saja yang berani untuk mengarahkan senjata melawan kami!" ucapnya.
Dengan semua kerugian yang ditelan, Kadyrov yakin Ukraina dan negara-negara Barat yang mendukungnya akan terdesak dengan sendirinya. Ukraina dan sekutunya akan merengek meminta Rusia untuk melakukan perundingan.
"Ketika musuh menyadari hal ini, mereka sendiri akan merangkak berlutut untuk meminta negosiasi,"Â kata Kadyrov menegaskan.