Gawat, China Ancam Tenggelamkan Dua Per Tiga Daratan Australia
- taiwannews.com.tw
VIVA – Klaim sepihak China terhadap sejumlah pulau di Laut China Selatan jadi ancaman serius bagi Australia, salah satu sekutu utama Amerika Serikat (AS). Senjata nuklir militer China sekarang bisa dengan mudah menghancurkan hampir setengah wilayah Negeri Kangguru.
Kepulauan Spratly atau yang oleh China disebut Nansha saat ini jadi sorotan Amerika dan negara-negara sekutunya di kawasan Pasifik.
Sebuah gambar menunjukkan sebuah pangkalan terbaru milik Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA), di wilayah tersebut.
Dilansir VIVA Militer dari Daily Mail, basis militer China di Kepulauan Spratly tak hanya menampung ribuan personel, sejumlah alutsista berteknologi canggih juga disiagakan di pangkalan tersebut.
Salah satunya adalah rudal balistik jarak menengah, Dongfeng DF-26. Didesain dan diproduksi perusahaan dirgantara China Aerospace Science and Technology Corporation, rudal ini mampu membawa hulu ledak nuklir seberat 1.800 kilogram.
DF-26 tersohor dengan julukan "Pembunuh Kapal Induk", dikarenakan sengaja dirancang untuk menghancurkan kapal induk militer Amerika Serikat. Yang lebih berbahaya, rudal ini mampu menjangkau sasaran sejauh 5.000 kilometer (3.100 mil).
Dengan kemampuan jangkauan tersebut, Amerika dan Australia dibuat panik. Intelijen AS mengkonfirmasi pada bulan Oktober 2022, pangkalan militer China yang disebut Mischief Reef, memiliki kemampuan untuk menyerang Guam.
Guam sendiri adalah titik paling barat wilayah AS dan lokasi strategis utama, di mana terdapat Pangkalan Angkatan Udara Andersen.
Tak hanya basis militer Amerika yang terancam, panglalan Pasukan Pertahanan Australia di Northern Territory, Queensland, dan bagian utaraberada dalam jangkauan rudal DF-26.