Balas Dendam, Agen Intelijen Turki Bunuh Komandan Wanita Teroris Kurdi
- gundemhaberleri.net.tr
VIVA – Pasca serangan bom di Istanbul akhir pekan lalu, Turki langsung memberikan tanggapan. Agen intelijen Turki dikabarkan telah membunuh salah satu komandan organisasi wanita teroris Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Daily Sabah , pentolan milisi sayap wanita Partai Pekerja Kurdistan yang tewas adalah Norsin Afrin . Afrin dihabisi agen Organisasi Intelijen Nasional Turki (MIT) di wilayah Gara, Irak bagian utara.
Menurut informasi yang diperoleh dari sumber keamanan, MIT melakukan investigasi khusus untuk menemukan lokasi Afrin . MIT akhirnya berhasil mengetahui keberadaan Afrin , yang disebut tengah bergerak menuju ke Gara.
Rencananya, Afrin akan mengerahkan pasukannya, untuk mengambil tindakan terhadap pasukan militer Turki, yang ikut serta dalam operasi di Irak. Sial, posisinya lebih dulu bocor dan akhirnya meregang nyawa.
Hingga berita ini diturunkan, tak dijelaskan bagaimana kronologi pembunuhan Afrin . MIT hanya mengungkap sedikit identitas Afrin , terutama dalam tambahan dengan PKK .
Afrin terungkap bergabung dengan milisi Kurdi PKK pada tahun 2000, yang telah beroperasi di Türkiye selama bertahun-tahun. Dengan kemampuan tempur yang tinggi, Afrin masuk dalam pasukan khusus PKK, yang mengatur tindakan aksi menargetkan kota-kota metropolitan di Turki.
Dengan operasi militer yang diselenggarakan oleh MIT selama beberapa minggu terakhir, sejumlah teroris telah dimusnahkan di sejumlah wilayah.
Selain Afrin , MIT juga mengeliminasi sejumlah tokoh PKK di Qamishli , Suriah. Salah satunya adalah Muhsin Yagan alias Dijvar-Silopi , yang berperan sebagai administrator PKK.Â
?
Selain itu, tokoh lain yang dihabisi intelijen Turki adalah Yusif Mehmud Rebani alias Rezan Cavit , yang merupakan Kepala Provinsi Qamisvili dari kelompok teroris tersebut.
Selama lebih dari 40 tahun PKK masuk dalam daftar organisasi teroris Turki. Kelompok Kurdi ini mengklaim Turki dan negara-negara Barat bertanggung jawab atas kematian lebih dari 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak, dan bayi.
Sejak 2016, Ankara telah meluncurkan tiga operasi kontraterorisme yang berhasil menjembatani perbatasannya di Suriah utara dan Irak utara. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah pembentukan koridor teror dan memungkinkan pemukiman kembali penduduk secara damai.
Tiga operasi intelijen dan militer Turki hang pernah digelar adalah Operasi Perisai Eufrat (2016), Operasi Ranting Zaitun (2018) dan Operasi Perdamaian Musim Semi (2019).