Dokumen Bocor, Iran Rekrut 9.500 Milisi Hizbullah Habisi Rakyat Sendiri

VIVA Militer: Milisi Hizbullah Lebanon
Sumber :
  • kurdistan24.net

VIVA  – Gelombang protes anti-rezim Ayatollah Ali Khanenei di seluruh Iran masih terus berkecamuk. Meski menuai sorotan negatif tajam dari seluruh dunia, Iran tak peduli dan justru berencana mengambil langkah represif.

Gila, Pasukan Rusia Bakar Muka Tentara Korut untuk Hilangkan Bukti

Sebuah dokumen bocor yang belum diverifikasi keberannya, mendadak muncul di media sosial Twitter. Dokumen itu diyakini telah disebar oleh Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyed Hassan Nasralla, di mana ia memerintahkan untuk mengirim lebih dari 9.500 pasukannya ke Teheran.

Pengerahan ribuan milisi Syiah ini diduga untuk membela pemerintah Iran, di tengah gelombang protes anti-rezim di seluruh negeri. Sebuah akun Twitter bernama @info15661812, mengunggah foto dokumen tersebut dalam cuitan 31 Oktober 2022.

KSAL: Fungsi Pengawasan Miliki Peran Penting dalam Menjamin Program Kerja TNI AL

"Dokumen yang diduga bocor dari Nasrallah Hizbullah 2 minggu lalu yang menyatakan unit 133 (untuk kehadiran jalanan di #Iran) dan unit 910 (operasi asing khusus) akan dikirim ke Iran untuk membela rezim Islam. Jumlah total pasukan ini adalah 9500 orang," tulis akun tersebut.

VIVA Militer: Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon, Sayyed Hassan Nasrallah

Photo :
  • israelhayom.com
TNI AL Kembali Akan Kirim Pasukan Satgas MTF TNI Konga ke Lebanon untuk Jalankan Misi Perdamaian Dunia

Namun demikian terbongkarnya dokumen itu sudah terjadi pada Jumat 14 Oktober 2022. Dalam dokumen yang tertulis di atas kertas, tercantum slogan Hizbullah Lebanon dan sebuah catatan berbunyi  "rahasia dan mendesak".

Protes telah berlangsung di Iran sejak 17 September 2022, satu hari setelah kematian Mahsa Amini. Amini, wanita Iran berusia 22 tahun meninggal dunia dalam tahanan polisi moral, 3 hari setelah penangkapannya di Teheran. Amini ditangkap karena tidak berhijab secara pantas.

Iran memberlakukan pembatasan keras pada perempuan sejak revolusi Islam Iran pada 1979. Para pengunjuk rasa perempuan yang marah sekarang menyerukan lebih banyak kebebasan saat mereka memotong rambut dan membakar hijab untuk mencela aturan wajib hijab.

"Matilah Khameini," teriak pengunjuk rasa anti-pemerintah sambil membawa foto-foto Mahsa Amini bersama dengan slogan paling terkenal, "Perempuan, Kehidupan, Kebebasan".

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya