Vladimir Putin: Perang Nuklir Cuma Propaganda Barat!

VIVA Militer: Presiden Rusia, Vladimir Putin
Sumber :
  • usni.org

VIVA  – Presiden Rusia , Vladimir Putin , memberikan pernyataan terkait kemungkinan pecahnya perang nuklir , dalam Klub Diskusi Internasional Valdai, Oblast (Provinsi) Novgorod, Kamis 27 Oktober 2022.

Gila, Pasukan Rusia Bakar Muka Tentara Korut untuk Hilangkan Bukti

Putun menegaskan, risiko pecahnya perang nuklir akan selalu ada jika senjata nuklir masih ada sejumlah negara. Mantan agen Dinas Intelijen Uni Soviet (KGB) itu juga menyebut, propaganda ini sengaja dibuat dengan tujuan yang sangat primitif.

Tujuannya, agar negara-negara yang berhubungan baik dan netral akan membalikkan musuhi dan memutus jaringan dengan Rusia.

KSAL: Fungsi Pengawasan Miliki Peran Penting dalam Menjamin Program Kerja TNI AL

"Selama senjata nuklir ada, selalu ada risiko bahwa mereka akan digunakan," ucap Putin dalam sesi pleno diskusi internasional Valdai, dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, TASS .

VIVA Militer: Konvoi rudal balistik berkemampuan nuklir militer Rusia

Photo :
  • theaustralian.com.au
TNI AL Kembali Akan Kirim Pasukan Satgas MTF TNI Konga ke Lebanon untuk Jalankan Misi Perdamaian Dunia

"Tujuan dari tujuan tersebut termasuk saat ini seputar ancaman nuklir dan potensi penggunaan senjata sangat primitif. Itu terjadi karena tekanan yang diberikan pada dunia, yang diberikan kepada masyarakat atau terhadap Rusia," katanya.

Negara-negara Barat akan terus menebar propaganda bahwa Rusia adalah pihak yang akan mematik perang nuklir. Sehingga, negara-negara yang berani provokasi Barat diagggap Putin akan terhasut melawan Rusia.

"Akibatnya, Barat mencari lebih banyak alasan untuk meyakinkan mereka bahwa mereka perlu bersama-sama melawan Rusia," ucap Putin melanjutkan

"Provokasi dengan senjata nuklir, eskalasi gagasan bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir digunakan untuk tujuan yang tepat," katanya.

VIVA Militer: Rudal nuklir Rusia, 2. RSM-56 Bulava

Photo :

Putin tahu bahwa pada akhirnya, negara-negara Barat menginginkan sejumlah pihak untuk tidak bekerja sama dengan Rusia.

Dampak ekonomi terlihat jelas jika banyak negara memutus hubungan dengan Rusia, terutama dalam hal ekspor dan impor di semua sektor.

"Untuk memengaruhi teman-teman kita, sekutu kita, untuk memengaruhi negara-negara netral dan memberi tahu mereka, 'Lihat siapa yang Anda dukung. Rusia adalah negara yang berbahaya, jangan mendukungnya lagi. Jangan bekerja sama dengannya, jangan membeli apa punnya atau jual apa pun ke sana'," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya