Jiper Ancaman Nuklir Korut, Panglima Militer Korsel Temui Jenderal Perang Amerika
- newsweek.com
VIVA – Aksi Tentara Rakyat Korea Utara (KPA) secara lanjut melakukan uji coba rudal balistik berkemampuan nuklir, membuat Korea Selatan (Korsel) Geram. Merespons hal ini, pimpinan baru Angkatan Bersenjata Republik Korea Selatan (ROK Armed Forces), terbang ke Amerika Serikat (AS) untuk membahas masalah itu.
Sejak ditunjuk menjadi Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Republik Korea Selatan, Jenderal Kim Seung-Kyum untuk pertama kalinya bertatap muka dengan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces), Jenderal Mark Alexander Milley.
Kedua pentoan militer itu bertemu di Kantor Pusat Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, Washington DC, Rabu 19 Oktober 2022. Dalam kunjungannya, Kim didampingi oleh Kepala Direktorat Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Korsel, Letnan Jenderal Lee Young-su.
Sementara, turut hadir pula Komandan Komando Indo-Pasifik (USINDOPACOM), Laksamana John Aquilino dan Komandan Pasukan Gabungan Korsel/AS, Jenderal Paul LaCamera.
Kim yang baru tiga bulan menjadi orang nomor satu militer Korea Selatan, langsung membahas kemananan regional Semenanjung Korea, terutama soal ancaman nuklir Korea Utara (Korut). Kim mengangggap tindakan Korut sebagai destabilisasi, yang berdampak buruk bagi keamanan Korsel dan Semenanjung Korea.
"Kedua pemimpin membahas pembaruan keamanan regional dan semenanjung, termasuk provokasi terus menerus Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) seperti ancaman nuklir dan peluncuran rudal, dan tindakan destabilisasi regional lainnya," bunyi pernyataan Kantor Kepala Staf Gabungan AS.
Setelah menerima pemaparan dari Kim, Milley dan jajarannya memastikan sikap komitmen Amerika Serikat untuk terus mendukung dan melindungi Korsel. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat itu lebih menitikberatkan lebih kepada tindak pencegahan.
"Jenderal Milley menegaskan kembali komitmen AS untuk membela Republik Korea dan komitmennya yang berkelanjutan untuk memberikan pencegahan yang diperpanjang," lanjut pernyataan tersebut.