Konflik Rusia-Ukraina Belum Usai, Perang Bakal Pecah Lagi di Kosovo
- trtworld.com
VIVA – Kobaran api Perang Rusia-Ukraina belum juga berakhir, konflik bersenjata di Eropa diperkiaran akan kembali meletus. Adalah Serbia yang dituding tengah mempersiapkan agresi militer ke Kosovo.
Ketegangan kembali meningkat setelah Kosovo menerbitkan undang-undang, yang melarang penggunaan dokumen dan plat nomor yang dikeluarkan oleh pemerintah Serbia pada Agustus 2022 lalu.
Kosovo juga mengerahkan polisi khusus bersenjata lengkap yang ditempatkan di sepanjang perbatasan Serbia.Â
Di Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Banbsa (DK PBN), Menteri Luar Negeri Kosovo, Donika Gervalla, menyatakan bahwa Presiden Serbia Aleksandar Vucic, sedang mempersiapkan agresi militer di Balkan seperti yang dilakukan Vladimir Putin di Ukraina.
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Novinite, Gervalla memberikan laporan enam bulanan secara langsung kepada Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres. Gervalla menjelaskan tentang situasi di Kosovo terkini, setidaknya dalam beberapa bulan terakhir.Â
"Ekstremis Serbia secara brutal mengancam setiap warga negaranya sendiri, termasuk membakar mobil mereka jika mereka mengubah registrasi mobil mereka (dengan plat nomor Kosovo). Sebagian dari mobil dengan registrasi yang diubah bahkan telah dibakar," ujar Gervalla.
Gervalla bahkan menuduh rezim Vucic memiliki doktrin penjahat perang masa lampau Serbia, Slobodan Milosevic. Ia juga mengklaim, Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg, telah memberi seruan kepada Serbia untuk menghentikan kekerasan.
"Secara pribadi Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, mencegah Vucic menyebabkan destabilisasi. Ancaman ketidakstabilan hanya datang dari satu sisi. Kosovo tidak mengancam, tetapi hanya menyerukan Serbia untuk tetap berpegang pada kesepakatan yang ditandatanganinya," kata Gervalla.
VIVA Militer melaporkan dalam berita, Kamis 22 September 2022, NATO mengerahkan pasukan tambahan ke perbatasan Kosovo-Serbia. Jumlah pasukan NATO di Kosovo mengalami peningkatan setidaknya hingga 1.000 personel.