Serangan Bom Jembatan Krimea Ulah Intelijen Ukraina
- japantimes.co.jp
VIVA – Tiga orang tewas dalam ledakan di Jembatan Kerch di Republik Otonomi Krimea, Sabtu 9 Oktober 2020. Sebuah truk berisi bahan peledak jadi sumber bencana dan diyakini pihak Rusia adalah buah aksi teror yang dilakukan dinas intelijen Ukraina.
Dilansir VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, TASS, truk tersebut meledak di Jembatan Kerch dan merobohkan dua bagian infrastruktur vital transportasi, menuju Rusia. Tak hanya itu, ledakan juga membakar tangki minyak yang berada di dekat jembatan.
Pasca insiden ini, pemerintah Republik Federal Rusia segera membentuk komisi investigasi yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Rusia, Marat Khusnullin. Presiden Vladimir Putin juga langsung mengadakan pertemuan dengan sejumlah pejabat tinggi Rusia, termasuk Kepala Komite Investigasi Federal Rusia, Alexander Bastrykin.
Dalam pertemuan itu, Putin menegaskan jika ledakan yang terjadi di Jembatan Kerch, aksi terorisme yang terencana dengan tujuan menghancurkan infrastruktur vital Rusia. Putin juga menyebut dalangnya adalah dinas intelijen khusus Ukraina.
“Ini seperti yang Anda sebutkan, tidak ada keraguan (tentang serangan di Krimea). Ini adalah tindakan teroris yang bertujuan menghancurkan infrastruktur sipil penting Federasi Rusia. Itu diperintahkan, ditulis dan dilakukan oleh dinas khusus Ukraina," ujar Putin.
Sementara itu, Bastrykin memastikan kasus ini melanggar Pasal 205 Undang-Undang Rusia soal Terorisme. Pada tahap awal, Komite Investigasi Federal Rusian telah menginterogasi sejumlah saksi mata. Kemudian, penyelidikam juga dilakukan secara menyeluruh mulai dari pemeriksaan eksplosif, forensik dan genetik.
Bastrykin juga mengungkap rute yang dilewati truk yang dijadikan alat serangan, mulai dari Armenia, Bulgaria, Georgia dan Ossetia Utara. Proses investigasi juga didukung penuh oleh Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB).
"(Rute) Ini adalah Bulgaria, Georgia, Armenia, Ossetia Utara, dan wilayah Krasnodar. Kami membuka kasus di bawah bagian kedua Pasal 205 (tentang)Terorisme, dan ini dikonfirmasi oleh data pada tahap awal penyelidikan," kata Bastrykin.
"Mereka menginterogasi banyak saksi mata, memulai studi ahli khusus yang sebagian besar telah selesai. Ini adalah pemeriksaan eksplosif, genetik dan forensik. Instruksi terkait diberikan untuk melakukan kegiatan pencarian operasional ke lembaga FSB, Kementerian Dalam Negeri Rusia," ucap Bastrykin.