Ribuan Pasukan Cadangan Dilatih Keras Jenderal Muslim Rusia
- imago-images.de
VIVA – Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) akan segera memobilisasi 300.000 pasukan cadangan ke medan perang Ukraina. Sebelum dikerahkan, ribuan personel tengah menjalani pelatihan keras di Distrik Militer Barat, St Petersburg.
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, TASS, Menteri Pertahanan Rusia, Jenderal Sergei Shoigu, meninjau langsung kondisi para personel, Selasa 27 September 2022.Â
Kedatangan Shogu ke St Petersburg setelah mendapat laporan dari Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Kolonel Jenderal Yunus-Bek Yevkurov dan Kepala Direktorat Utama Pelatihan Tempur Angkatan Bersenjata Federasi Rusia, Kolonel Jenderal Ivan Buvaltsev.
Yekurov dan Buvaltsev memberikan informasi terkait perkembangan latjhan ribuan personel cadangan Distrik Militer Barat. Kedua perwira tinggi militer Rusia secara intensif mengawasi pendidikan dan latihan, terutama soal spesialisasi kemampuan militer.
Dalam inspeksi di Distrik Militer Barat, Shoigu menyaksikan secara langsung bagaimana para prajurit mendapat pelatihan taktis dan medis dengan intensitas tinggi. Di bawah pengawasan Yevkurov dan Buvaltsev, ribuan personel tetap berlatih bahkan hingga malam hari.
Sebagai informasi, Kolonel Jenderal Yunus-Bek Yevkurov adalah salah satu perwira tinggi militer Rusia, yang berasal dari etnis muslim Ingushetia. Yevkurov juga pernah menduduki jabatan Kepala Republik Ingushetia, periode 31 Oktober 2008 - 26 Juni 2019.
Pengerahan pasukan cadangan militer Rusia bukan tanpa masalah. VIVA Militer melaporkan dalam berita Selasa 27 September 2022, sekitar 300.000 warga negara Rusia telah melarikan diri.Â
Sebuah foto citra satelit menunjukkan antrean kendaraan sepanjang 16 kilometer, menuju perbatasan Rusia-Georgia. Ribuan orang yang melarikan diri kebanyakan adalah pria berusia wajib militer, antara 18-27 tahun. Mereka memilih kabur karena menolak ikut wajib militer dan dikirim perang.
Keputusan Presiden Vladimir Putin mengerahkan pasukan cadangan, tak lepas dari referendum yang digelar di empat provinsi Ukraina, Donetsk, Kherson, Luhansk dan Zaporizhzhia. Keempatnya sepakat lepas dari Ukraina dan akan segera bergabung dengan Rusia.
Jika keempat wilayah tersebut melepaskan diri, Rusia harus mengambil langkah militer untuk menangkal serangan yang muncul dari Angkatan Bersenjata Ukraina (ZSU). Terlebih, keempat wilayah tersebut akan menjadi bagian dari kedaulatan Republik Federasi Rusia