Panglima Tertinggi Militer Taiwan Tak Jiper Hadapi Perang Lawan China
- taiwannews.com.tw
VIVA – Kedigdayaan China sebagai raksasa militer Asia ternyata tak membuat nyali Taiwan ciut. Presiden sekaligus Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Taiwan, Tsai Ing-wen, memastikan jika kekuatan pasukannya akan mampu menghadapi perang jika China menyerang.
Pada Agustus 2022 lalu, Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) menggelar latihan besar-besaran di Laut Kuning dan Laut China Timur.
Latihan skala besar itu dipastikan China sebagai respons keras terhadap kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi, ke Taiwan.
Tak hanya itu, hingga saat ini armada militer China juga masih terus mengerahkan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) mendekati bahkan menerobos wilayah kedaulatan Taiwan
VIVA Militer: Pasukan tempur militer Taiwan.
Saat melakukan inspeksi ke Sayap Komposit Taktis ke-5 Angkatan Bersenjata Taiwan, Presiden Tsai memastikan pasukannya akan mampu menghadapi perang jika militer China menyerang.
"Saya percaya setelah melalui periode ini, pasukan kami telah menguasai keterampilan tempur dan menjadi lebih kuat. Terlepas dari tantangan berat, pasukan pulau itu menunjukkan bahwa mereka mampu menghadapi upaya intimidasi oleh PLA," ujar Tsai dikutip VIVA Militer dari South China Morning Post.
Sayap Komposit ke-5 Angkatan Bersenjata Taiwan disebut Tsai memiliki peran vital mengamankan wilayah negara, saat militer China menggelar latihan masif. Dengan kekuatan jet tempur dan sistem rudal pertahanan udara, unit militer Taiwan dianggap Tsai berhasil melawan intimidasi China.
Tak terkecuali dengan pesawat tanpa awak (drone), yang dituding Taiwan adalah taktik jahat China menyebar disinformasi, intimidasi dan teror terhadap rakyat.
VIVA Militer: Drone militer China memasuki wilayah Taiwan
- eurasiantimes.com
VIVA Militer melaporkan dalam berita 31 Agustus 2022 lalu, Komando Pertahanan Kinmen Angkatan Bersenjata Taiwan menembaki sebuah drone militer China yang masuk ke wilayahnya.
Aksi militer Taiwan itu dituduh China mematik ketegangan di Selat Taiwan. Sementara, militer Taiwan langsung membuat protokol empat langkah guna menangkal aksk drone militer China.
Militer Taiwan akan menembakkan suar peringatan, melaporkan serangan, mengusir drone dan hingga menembak jatuh drone jika tak mengindahkan peringatan terssbut.
