Zelensky Bongkar Kegagalan Rusia Rebut Kendali Donetsk
- rferl.org
VIVA – Misi pasukan militer Rusia untuk menguasai Oblast (Provinsi) Donetsk, Ukraina, sebelum akhir Agustus 2022 dipastikan gagal. Perlawanan pasukan Ukraina berhasil menunda ambisi Rusia, dan bahkan menimbulkan kerugian besar di pihak armada Beruang Merah.
Dalam pidatonya pada Selasa 30 Agustus 2022 malam waktu setempat, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengumumkan kegagalan pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) merebut kendali penuh Oblast Donetsk.
Dikutip VIVA Militer dari Pravda, Zelensky menyebut jika komando pusat militer Rusia memberikan perintah kepada pasukannya untuk menguasai Donetsk sebelum musim gugur.
Akan tetapi faktanya, Zelensky masih melihat banyak bendera Ukraina yang masih tegak berdiri di front timur pertempuran. Zelensky juga mendapat laporan banyak tentara Rusia yang tewas, tak terkecuali persenjataan dan amunisi juga ikut dihancurkan pasukan Ukraina.
"Komando militer Rusia menerima perintah untuk merebut Oblast Donetsk pada akhir Agustus, dan akhir Agustus adalah besok. Di Donbas, ada bendera Ukraina, dan pahlawan Ukraina ada di sana," ujar Zelensky.
"Saya berterima kasih kepada setiap orang yang berdiri teguh, yang mempertahankan posisi dan secara akurat melenyapkan penjajah, peralatan, logistik, dan amunisi mereka," katanya.
Tak hanya itu, Zelensky dalam pidatonya juga meminta para penduduk Krimea untuk menjauh dari seluruh fasilitas dan infrastruktur militer Rusia.
Himbauan ini diyakini adalah awal dari serangan militer Ukraina ke basis pasukan Rusia di Krimea, untuk merebut kembali wilayah yang dicaplok Vladimir Putin pada 2014 silam.
Zelensky memberi perintah langsung untuk merebut kembali Donetsk, Luhansk dan Krimea. Serta serangan ke wilayah Sevastopol, kota di Rusia bagian selatan.
"Di wilayah Ukraina yang diduduki sementara, dari Krimea hingga wilayah Kharkiv, tentara Rusia tidak akan memiliki satu pun pangkalan yang aman dan satu pun tempat yang tenang," ucap Zelensky melanjutkan.
"Pejuang kami akan menghancurkan semua gudang dan markas penjajah, peralatan mereka, di mana pun mereka berada. Dekat Sevastopol dan Luhansk. Ini adalah tanah Ukraina, dan penjajah hanya dapat melakukan dua hal: melarikan diri atau menyerah. Kami tidak meninggalkan mereka pilihan lain," katanya.