Ancaman Bom Nuklir Rusia Bikin Negara NATO Jiper
- scmp.com
VIVA – Belanda, salah satu anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengemukakan kekhawatiran soal ancaman Rusia menggunakan senjata nuklirnya. Kans armada Beruang Merah menjatuhkan bom nuklir, diyakini Belanda tidak bisa dikesampingkan.
Hal itu dilontarkan oleh Menteri Pertahanan Belanda, Kajsa Ollongren, saat berkunjung ke Kiev, Ukraina, Senin 22 Agustus 2022. Ollongren mencoba meyakini jika militer Rusia takkan main-main dengan ancamannya.
Oleh sebab itu, Ollongren menghimbau kepada seluruh anggota NATO agar tak meremehkan ancaman senjata nuklir Rusia.
"Tentu saja kami menyadari rencana Kremlin mengenai nuklir. Saya percaya bahwa meremehkan ancaman ini adalah hal yang tak bisa kami tanggung," ucap Ollongren dikutip VIVA Militer dari Pravda.
"Rusia memiliki senjata nuklir, memiliki taktik untuk bagaimana menyebarkannya. Jadi, kami mempertimbangkan fakta bahwa itu mungkin ada dalam beberapa poin soal penyebarannya," katanya.
Selain senjata nuklir, Ollongren juga meminta kepada seluruh anggota NATO agar tidak meremehkan kemungkinan militer Rusia menggunakan senjata kimia dalam perang di Ukraina.Â
Meskipun, Rusia berulang kali membantah tuduhan itu dan menyebut negara-negara NATO kerap membuat berita bohong.
"Tetapi, kami harus mengambil kemungkinan ini dengan sangat serius. Tidak mungkin untuk mengesampingkannya. Sama seperti tidak mungkin untuk mengesampingkan kemungkinan Rusia menggunakan senjata kima dan bakteriologis," ujar Ollongren.
Pekan lalu, Kementerian Pertahanan Rusia sudah membantah tuduhan jika pasukan militernya menggunakan senjata kimia dalam agresi di Ukraina. Tak cuma itu, Rusia juga memastikan tak perlu menggunakan senjata nuklir hanya untuk meraih kemenangan dalam perang di Ukraina.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Ivan Necheyev, memastikan jika negaranya hanya akan mengerahkan senjata nuklir untuk menghadapi ancaman kedaulatan.
"Doktrin militer Rusia mengizinkan respons nuklir hanya sebagai tanggapan terhadap ancaman pemusnah masal, atau saat keberadaan negara terancam," ucap Nechayev," dilansir VIVA Militer dari Al Arabiya.