Ulah Militer Ukraina, 6 Negara Eropa Terancam Tercemar Limbah Nuklir
- aa.com.tr
VIVA – Kementerian Pertahanan Rusia merilis data yang disajikan di dalam lembar fakta, terkait serangan militer Ukraina ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, Oblast (Provinsi) Zaporizhzhia, Selasa 16 Agustus 2022.
"Dalam skenario terburuk, kecelakaan akan menjatuhkan radioaktif ratusan kilometer jauhnya," bunyi lembar fakta Kementerian Pertahanan Rusia.
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, TASS, Kepala Pasukan Perlindungan Biologis dan Radiasi Kimia Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF), Mayor Jenderal Igor Kirilov, menyebut ada lima negara Eropa yang terancam terpapar zat radioaktif.
Merujuk pada lembar fakta Kementerian Pertahanan Rusia, Kirilov memastikan jika yang berada dalam bahaya pencemaran radioaktif tak cuma Ukraina. Lima negara Eropa lainnya yakni Jerman, Moldova, Polandia, Rumania dan Slovakia, juga terancam bahaya yang sama.
"Kecelakaan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia bisa mengkibatan kontaminasi radioaktif di wilayah Ukraina, Jerman, Moldova, Polandia, Rumania dan Slovakia," ujar Kirilov.
"Itu mengikuti dari lembar fakta Kementerian Pertahanan Rusia yang dirilis untuk pengarahan oleh kepala radiasi, kimia dan kekuatan perlindungan biologis," katanya.
VIVA Militer melaporkan dalam berita Rabu 17 Agustus 2022, pasukan Angkatan Bersenjata Ukraina (ZSU) dilaporkan dengan sengaja menembaki kontainer berisi ratusan kilogram limbah nuklir di PLTN Zaporizhzhia.
Kabar tersebut dikonfirmasi oleh Anggota Dewan Perwakilan Daerah Zaporizhzhia, Vladimir Rogov.
Menurut Rogov, dengan menggunakan peluru kendali militer Ukraina membombardir situs PLTN Zaporizhzhia. Sejumlah ledakan berada sangat dekat dengan kontainer yang berisi limbah nuklir, bahkan ada ledakan yang hanya berjarak 10 meter.
"Salah satu peluru kendali (Ukraina) menghantam tanah 10 meter dari mereka (kontainer dengan limbah nuklir). Yang lain jatuh sedikit lebih jauh, sekitar 50 hingga 200 meter," ucap Rogov.
"Serangan roket bisa membuka segel kontainer dan ratusan kilogram limbah nuklir akan tersebar ke lingkungan dan akan mencemarinya. Sederhananya, itu akan menjadi 'bom kotor'," katanya.