60 Tentara Ukraina Mati di Tangan Pasukan Pemberontak Pro Rusia

VIVA Militer: Tank Angkatan Bersenjata Ukraina (ZSU) hancur dihantam rudal Rusia
Sumber :
  • Twitter/@RightsGerman

VIVA – Pasukan pemberontak pro Rusia, Republik Rakyat Luhansk (LPR), kembali merilis data keberhasilan dalam pertempuran yang terjadi Oblast (Provinsi) Luhansk sejak Senin 1 Agustus 2022. Selama 24 jam kontak tembak berlangsung, milisi pemberontak memubunuh puluhan tentara Ukraina.

Bule Rusia Dideportasi, Overstay hingga Tak Bayar Tagihan RS Rp 33 Juta di Bali

Dilansir VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, TASS, Juru Bicara Milisi Rakyat LPR, Kapten Ivan Filiponenko, memastikan Angkatan Bersenjata Ukraina (ZSU) telah kehilangan 60 prajuritnya.

Tak hanya itu, serangan terstruktur Milisi Rakyat LPR bersama dengan unit militer Rusia juga berhasil menghancurkan sejumlah kendaraan tempur lapis baja Ukraina.

Indonesia di Atas AS dan Rusia dalam Hal Ini

"Selama 24 jam terakhir, dalam tindakan ofensif aktif unit milisi Rakyat LPR, musuh menderita kerugian besar dalam personel dan peralatan militer," ucap Filiponenko.

VIVA Militer: Mayat tentara Ukraina

Photo :
  • Twitter/@Biz_Ukraine_Mag
Antisipasi Bencana Nasional, Pangkogabwilhan II Cek Kesiapan Pasukan PRCPB Yonzipur 10 Kostrad

"Hingga 60 personel, enam pengangkut personel lapis baja, tiga artileri dan lima unit kendaraan khusus berhasil dihancurkan," katanya.

Gerak maju pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) bersama dengan Milisi Rakyat LPR dan Republik Rakyat Donetsk (DPR), membuat tentara Ukraina kocar-kacir.

Pasca memukul mundur unit militer Ukraina, pasukan Milisi Rakyat LPR kemudian menemukan sejumlah ranjau yang ditanam di pemukiman sipil Sirotino dan Belaya Gora. 

Tak tanggung-tanggung, pasukan pemberontak membersihkan 6 hektar wilayah dari ranjau anti-personel yang dipasang oleh tentara Ukraina.

VIVA Militer: Mayat tentara Rusia tergeletak di wilayah Ukraina

Photo :
  • eupoliticalreport.eu

Fakta ini kembali membuktikan, Ukraina secara sengaja membahayakan nyawa warga sipil dan bertentangan dengan hukum humaniter internasional.

"(Milisi LPR membersihkan) lebih dari enam hektar wilayah dari bahan-bahan peledak (ranjau) yang ditinggalkan oleh nasionalis Ukraina di daerah pemukiman Sirotino dan Belaya Gora," ujar Filiponenko.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya