Iran: Kami Mampu Ciptakan Bom Nuklir!
- Twitter/@WalidPhares
VIVA – Meskipun berkali-kali menegaskan tidak berniat membuat senjata nuklir, Republik Islam Iran terus mendapat kecaman dari Israel yang didukung oleh Amerika Serikat (AS).Â
Peningkatan uranium hingga mencapai 60 persen, membuat Israel dan AS yakin jika Iran tengah merencanakan pembangunan senjata berkekuatan nuklir. Sementara di sisi lain, sikap Amerika yang melanggar perjanjian nuklir lah yang membuat Iran kembali melanjutkan program nuklirnya.
Seperti yang diketahui, Iran, Amerika dan negara-negara anggota Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), sempat menyepakati perjanjian nuklir yang tertuang dalam Rencana Aksi Kompeherensif Bersama (JCPOA), pada 14 Juli 2015 lalu.
Akan tetapi, Amerika di bawah komando Presiden Donald Trump, justru malah melanggar perjanjian itu dan kembali menerapkan sanksi ekonomi terhadap Iran.
Pada Juli 2022 lalu Presiden Amerika saat ini, Joe Biden, bersama Perdana Menteri Israel, Yair Lapid, mengadakan pertemuan dengan sejumlah negara Arab, untuk membahas langkah perlawanan terhadap ambisi Iran menciptakan senjata nuklir.
Biden bahkan memastikan, Amerika siap mengerahkan kekuatan militernya untuk menggagalkan niat Iran. Pun dengan Israel, yang notabene adalah negara seteru utama Iran.
Sikap Israel dan Amerika dinilai tidak relevan oleh Iran. Kepala Organisasi Energi Atom Republik Islam Iran, Mohammad Eslami, memang membenarkan jika negaranya memiliki semua fasilitas dan sarana pembangunan senjata nuklir.Â
Akan tetapi hingga saat ini, Iran sama sekali tidak pernah memikirkan untuk menciptakan bom nuklir.Â
"Iran memiliki sarana teknis untuk membuat bom nuklir, tetapi tidak berniat melakukannya," ucap Mohammad Eslami dikutip VIVA Militer dari The National.
Apa yang diucapkan oleh Eslami juga pernah disampaikan oleh Khamal Kharrazi, penasihat senior Pemimpin Tertinggi Revolusi Republik Islam Iran, Ayatollah Khamenei. Sedikit berbeda dengan Eslami, Kharrazi menyiratkan keinginan menciptakan senjata nuklir Iran.
Pernyataan Eslami sebenarnya sama dengan fatwa yang dikeluarkan oleh Khamenei pada 2003 silam. Dalam fatwa itu, Khamenei melarang produksi segala bentuk senjata pemusnah massal.
Sementara, Israel dan Amerika mengklami memiliki data jika Iran telah memperkaya uranium hingga 60 persen. Jumlah itu berada jaut di atas batas 3,67 persen yang ditetapkan di bawah perjanjian nuklir JCPOA pada 2015.
Isral dan Amerika khawatir, jika Iran terus memperkaya uranium hingga mencapai 90 persen, maka senjata nuklir Negeri Mullah bukan lagi hisapan jempol.