Bahaya Perang Dunia III, China Siagakan 140 Ribu Tentara Serang Taiwan
- cnbc.com
VIVA – Sebuah rekaman percakapan petinggi militer China bocor ke publik. Yang mencengangkan, para perwira tinggi Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) membicarakan rencana invasi ke Repubik China (Taiwan).
Dilansir VIVA Militer dari International Business Times, tak percakapan itu tak hanya melibatkan para perwira tinggi militer China. Tetapi juga para petinggi Partai Komunis China (CPC).
Rekaman berdurasi 57 menit itu sontak membuat geger. Seorang aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) kelahiran China bernama, Jennifer Zeng, menyebarkan rekaman tersebut di akun Twitter pribadinya. Kemudian, Zeng juga merilis data transkrip percakapan para pejabat militer dan Partai Komunis China di sebuah situs.
Pada pertemuan itu, perwira tinggi militer dan pejabat Partai Komunis China membahas apa yang dinamakan "Transisi Normal Menuju Perang". Di dalamnya dijabarkan pula peta rute pergerakan pasukan dalam invasi ke Taiwan.
"Menghancurkan pasukan kemerdekaan (Taiwan) dan tidak ragu-ragu untuk memulai perang. Mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial, serta situasi strategis keseluruhan pembarian besar China," bunyi potongan pernyataan seorang pejabat tinggi China dalam rekaman.
Dalam rekaman itu juga dijelaskan mobilisasi pasukan dan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista), yang akan dikerahkan untuk menyerang Taiwan.
Tak tanggung-tanggung, militer China mengirim 140.000 personel, 953 kapal perang, dan 1.653 unit peralatan tanpa awak. Kemudian, militer China juga menyiagakan 20 bandara dan dermaga, enam galangan perbaikan dan pembangunan kapal.
Para perwira militer China juga menyebut telah menyiapkan 14 pusat transfer darurat, rumah sakit dan bank darah hingga depot minyak dan bahan bakar.
Bocornya rencana invasi China ke Taiwan membuat kemungkinan pecahnya Perang Dunia III semakin besar. Sebab di wilayah Eropa, Rusia lebih dulu melakukannya.
Militer Rusia melancarkan serangan ke Ukraina, dan berhasil merebut kendali kota pelabuhan Mariupol. Sejumlah wilayah Ukraina hancur lebur dihantam serangan rudal dan artileri militer Rusia, selama tiga bulan invasi.