Kacau, Amerika Sebut Kemenangan Pasukan Rusia di Mariupol Hoax
- themoscowtimes.com
VIVA – Keberhasilan pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) merebut kota pelabuhan Mariupol, Ukraina, dianggap Amerika Serikat (AS) adalah berita bohong. Kemenangan Rusia dianggap Amerika sebagai tindakan memutar balik fakta.
Menteri Pertahanan Rusia, Jenderal Sergei Shoigu, telah melaporkan kemenangan yang berhasil diraih pasukannya di Mariupol kepada Presiden Vladimir Putin, Kamis 21 April 2022.
Shoigu meyakinkan Putin, pasukan militer Rusia hanya butuh tiga sampai empat hari untuk merebut kendali pabrik baja Azovstral.
Siapa sangka, setelah mendengar laporan itu Putin justru memerintahkan Shoigu untuk membatalkan serangan masif ke pabrik baja Azovstal di Mariupol. Pabrik itu diketahui adalah benteng pertahanan terakhir tempat para prajurit militer Ukraina bersembuyi.
"Dalam hal ini, kita perlu memikirkannya lagi. Maksud saya, kita selalu perlu memikirkannya, khususnya dalam kasus ini. Kita perlu berpikir tentang melindungi kehidupan dan kesehatan prajurit dan perwira kita," ujar Putin dikutip VIVA Militer dari TASS.
"Tidak ada alasan untuk menembus jalur bawah tanah ini, dan di bawah fasilitas industri ini," katanya,].
VIVA Militer melaporkan dalam berita Rabu 20 April 2022, Kementerian Pertahanan Rusia juga telah memberikan pernyataan, Rusia akan mengampuni dan menjamin keselamatan para prajurit militer Ukraina jika menyerah.
Akan tetapi, kabar itu malah dianggap Amerika sebagai hoax. Washington kerap menuduh Rusia dengan sengaja telah menciptakan kampanye disinformasi, yang tak sesuai dengan situasi di lapangan.
Amerika bahkan menuding tindakan Rusia menyebarkan berita bohong, untuk membenarkan kejahatan perang yang terjadi di Ukraina.
"Kami memahami bahwa pasukan Ukraina terus bertahan," ucap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Ned Price, dikutip VIVA Militer dari Al Arabiya.
"Ada banyak alasan untuk percaya, bahwa pertunjukan Presiden Putin dan menteri pertahanannya untuk media yang kami lihat dalam beberapa jam terakhir, lebih banyak disinformasi dari buku pedoman mereka yang sudah usang," katanya.