Gelombang Kedua Serangan Rusia ke Ukraina Bakal Lebih Mengerikan
- blazetrends.com
VIVA – Perang Rusia-Ukraina sepertinya belum akan berakhir, meski ribuan tentara Negeri Beruang Merah sudah ditarik mundur. Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) dipastikan akan kembali menyerang Ukraina, dengan kekuatan penuh.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, meyakini bahwa Rusia tidak akan begitu saja menarik mundur pasukannya. Pernyataan Zelensky ini terlontar usai proses negosiasi gencatan senjata di Istanbul, Turki, pada akhir Maret 2022 lalu.
Rusia sendiri sudah menarik sejumlah pasukannya dari wilayah yang tercantum dalam perjanjian damai. Banyak pasukan Rusia yang ditarik melalui Chernobyl menuju Belarus, dan dari kota-kota di pinggiran ibukota Kiev.
Namun demikian, penarikan mundur pasukan Rusia diyakini adalah sebuah taktik untuk kembali melancarkan serangan.
Tak hanya Zelensky, dugaan Rusia bakal menjalankan misi serangan gelombang kedua juga diutarakan oleh Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS).
Sullivan tahu sejumlah pasukan Rusia saat ini sudah bergerak menjauhi Kiev. Akan tetapi, pergerakan mundur bukan jaminan perang Rusia-Ukraina akan berakhir.
Pejabat pemerintah AS dari Partai Demokrat ini menduga, Rusia tengah bersiap untuk mengepung Ukraina. Sullivan yakin puluhan ribu pasukan Rusia akan menerobos lewat sisi timur dan selatan Ukraina.
"Pasukan Rusia sudah berada dalam perjalanan mundur dari Kiev ke Belarus," ucap Sullivan dikutip VIVA Militer dari The National News.
"Rusia kemungkinan bersiap untuk mengerahkan lusinan kelompok batalyon taktis tambahan, yang terdiri dari puluhan ribu tentara ke garis depan di timur Ukraina," katanya.
Sullivan menyerukan kepada negara-negara Barat, khususnya anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), agar tidak terlena dengan penarikan pasukan Rusia. Pasalnya, Rusia masih terus menembakkan artileri dan rudal ke sejumlah kota di Ukraina.
"Kita seharusnya tidak berada di bawah ilusi yang dibuat. Rusia akan menyesuaikan dan memasukkan taktiknya. Dan kemungkinan (Rusia) akan terus melakukan serangan terhadap sasaran sipil," ujar Sullivan.