Rudal Inggris Tak Berguna, Rusia Berhasil Bombardir Odessa
- dailymail.co.uk
VIVA – Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, meyakini militer Rusia telah mengubah taktik dalam perang di Ukraina. Serangan rudal yang menghantam depot minyak di Odessa, membuat sejumlah senjata yang dikirim Inggris tak berguna.
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Daily Mail, rentetan rudal Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) menghancurkan depot minyak di Odessa, kota pelabuhan bagian selatan Ukraina, Minggi 3 April 2022 pagi waktu setempat.
Serangan dahsyat di Odessa dikonfirmasi langsung oleh Kementerian Pertahanan Rusia. Dalam pernyataannya, Rusia memastikan depot minyak di Odessa adalah sumber suplai bagi pasukan militer Ukraina di Mykolaiv.
"Pagi ini, rudal laut dan udara presisi tinggi menghancurkan kilang minyak dan tiga fasilitas penyimpanan bahan bakar di dekat kota Odessa," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.
"Di mana, bahan bakar dipasok ke sekelompok pasukan Ukraina ke arah Mykolaiv," lanjut pernyataan tersebut.
Kabar serangan rudal Rusia ini sudah sampai ke telinga Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.
Aksi militer Rusia yang menyerang kota dengan menggunakan rudal berbasis peluncuran laut, jelas membuat ribuan senjata yang dikirim Inggris tidak berguna.
Oleh sebab itu, Johnson kabarnya telah memberikan pernyataan kepada kabinetnya untuk mengirim rudal pertahanan udara berbasis peluncuran laut.
Salah satunya adalah rudal Harpoon, yang sangat diinginkan oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Seorang anggota intelijen Inggris yang identitasnya dirahasiakan, mengonfirmasi keinginan Johnson untuk segera mengirim rudal kendali pertahanan udara berbasis peluncuran laut.
"Perang belum berakhir, tetapi (sasaran) sudah ditempatkan. Mereka (Rusia) sedang berkonsentrasi di selatan. Sasaran selanjutnya adalah Odessa," ucap anggota intelijen Inggris tersebut.
"Bukan tank yang akan datang di Odessa, melainkan sejumlah kapal. NLAW (Senjata Anti-tank Ringan Generasi Lanjut) tidak akan bekerja," katanya.