Ukraina Memanas, Amerika Kirim Pesawat Khusus Perang Nuklir
- defensenews.com
VIVA – Sebuah pesawat Amerika Serikat (AS) yang dirancang khusus untuk menghadapi perang nuklir, tiba di Pangkalan Angkatan Udara Inggris (RAF) Mildenhall, Suffolk, Rabu 23 Maret 2022. Pesawat ini dikirim di tengah kecamuk perang yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina.
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Suffolk Live, pesawat yang dikirim Amerika ke Inggris adalah Boeing 747 E4-B.
Pesawat Boeing 747 E4-B tiba di Pangkalan Angkatan Udara Inggris Mildenhall sekiyar pukul 18.00 waktu setempat. Pesawat ini disebut tahan ledakan dan radiasi nuklir, dan dirancang khusus oleh Amerika pada era Perang Dingin.
Sebagai salah satu negara kuat anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Amerika mengerahkan pesawat ini untuk mengantisipasi pecahnya perang nuklir.Â
Hal ini mengingat ancaman Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang memerintahkan pasukannya untuk menyiagakan senjata nuklir akhir Februari 2022 lalu.
Boeing 747 E4-B memiliki fitur khusus untuk menghadapi perang nuklir. Pesawat ini memiliki jaring baja di setiap dinding, termasuk di jendela. Selain itu, pesawat ini juga dilengkapi dengan sejumlah peralatan pemantauan (surveillance) dan komunikasi.Â
Mampu menampung 112 orang awak dan terbang selama 12 jam tanpa mendarat, pesawat ini juga mampu berada di langit berhari-hari jika proses pengisian bahan bakar dilakukan di udara.
Kemudian, pesawat ini juga dilengkapi dengan pelindung termal (panas) dan nuklir, jika terjadi ledakan. Di dalam pesawat terdapat 18 tempat tidur susun, enam kamar mandi, ruang pertemuan dan konferensi dan ruang eksekutif.Â
Di bagian atas pesawat terdapat sebuah gelembung yang disebut "Ray Dome". Ray Dome berisi lusinan antena parabola dan antena, yang berfungsi sebagai saluran komunikasi dengan kapal perang, kapal selam, atau bahkan pesawat Amerika yang berada di mana pun di belahan dunia.
Dengan fitur khusus itu, pesawat Boeing 747 E4-B dipastikan bakal menjadi pos komando udara yang sangat efektif jika sampai Rusia memukul genderang perang nuklir.