Perang Dahsyat Mariupol Cabut Nyawa Kolonel Marinir Rusia
- Twitter/@nexta_tv
VIVA – Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) dikabarkan kembali kehilangan sosok perwira pasukan elitenya. Adalah Kolonel Alexei Sharov yang dikabarkan tewas dalam perang di Ukraina, Selasa 22 Maret 2022.
Kabar kematian Sharov diungkap oleh Divisi Komunikasi Kementerian Kebudayaan dan Informasi Ukraina. Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Washington Examiner, Sharov tewas dalam pertempuran di Mariupol, Ukraina
Sharov sendiri merupakan Komandan Brigade Garda Marinir ke-810 Rusia. Itu berarti, Rusia telah kehilangan enam orang perwira berpangkat kolonel sejak melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.
"Perwira senior Rusia lainnya dihabisi di Ukraina. Militer Ukraina mengklaim telah membunuh Alexei Sharov, Komandan Brigade Garda ke-810 Marinir Rusia," bunyi pernyataan Kementerian Kebudayaan dan Informasi Ukraina.
"Sharov dilaporkan tewas Selasa di Mariupol, dan kematiannya menambah kerugian yang meningkat dialami pasukan tempur Rusia di Ukraina. Dalam satu laporan menyebutkan, 15 komandan top Rusia tewas dalam perang sejauh ini," lanjut pernyataan tersebut.
VIVA Militer: Kolonel Sergei Sukharev
- dailymail.co.uk
Sebelum Sharov tewas, Rusia lebih dulu kehilangan lima orang perwira senior berpangkat kolonel lainnya. Kelima perwira itu adalah Kolonel Nikolay Ovcharenko, Kolonel Sergei Porokhyna, Kolonel Sergei Sukharev, Kolonel Andrei Zakharov dan Kolonel Konstantin Zizevsky.
Tak hanya itu, militer Rusia juga sudah kehilangan lima orang perwira tingginya. Empat perwira tinggi militer yang tewas dalam invasi Rusia di Ukraina berpangkat Mayor Jenderal. Sementara yang tertinggi dengan pangkat Letnan Jenderal.
Kelima perwira tinggi yang tewas di Ukraina adalah Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov, Mayor Jenderal Andrei Kolesnikhov, Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky, Mayor Jenderal Oleh Mityaev dan Letnan Jenderal Andrei Mordvichev.
Perang Bintang AS dan China
Amerika Serikat (AS) merupakan ancaman terbesar bagi keamanan sehingga dapat memicu perlombaan senjata di luar angkasa, kata China.
