Intelijen AS Ungkap Senjata Misterius Rusia Buat Serang Ukraina
- nationalinterest.org
VIVA – Hampir tiga pekan invasi Rusia berlangsung, sejumlah wilayah di Ukraina luluh lantak dihantam serangan rudal militer Negeri Beruang Merah. seorang pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) menemukan fakta bahwa ada senjata misterius yang dipakai Rusia dalam perang di Ukarina.
Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari The New York Times, pejabat intelijen Amerika yang tak disebutkan namanya, mengamati senjata misterius yang memperkuat rudal balistik jarak pendek 9K720 Iskander.
Dalam pernyataannya, pejabat intelijen Amerika menjelaskan bahwa senjata ini berfungsi sebagai umpan untuk mengelabui radar pertahanan dan sistem pencari panas rudal pertahanan udara Ukraina.
Berwarna putih dan berekor jingga, senjata misterius Rusia ini disebut berbentuk seperti anak panah. Pejabat intelijen AS juga mengatakan, senjata ini memiliki panjang satu kaki (0,30 meter) dan diluncurkan bersama rudal balistik 9K720 Iskander dari kendaraan bergerak di perbatasan Rusia-Ukraina.
"Panjangnya masing-masing satu kaki, berbentuk seperti anak panah, berwarna putih dengan ekor jingga," ujar pejabat intelijen Amerika.
"Rudal itu bisa merasakan telah menjadi target sistem pertahanan udara (Ukraina). Mereka dilepaskan oleh rudal balistik jarak pendek Iskander-M, yang ditembakkan Rusia dari peluncur bergerak melintasi perbatsan," katanya.
Lebih lanjut pejabat intelijen Amerika itu menyatakan, senjata misterius milik Rusia ini juga memiliki sistem elektronik yang bisa menghasilkan sinyal radio.
Sistem tersebut berfungsi untuk mengganggu dan mengelabui radar musuh, yang mencoba untuk menemukan dan menghancurkan rudal Iskander 9K720 Iskander. Saat terlepas dari rudal inti, senjata ini akan menghasilkan sumber panas yang akan menarik perhatian rudal Ukraina.
"Masing-masing dikemas dengan sistem elektronik dan menghasilkan sinyal radio, untuk mengganggu dan menipu radar musuh yang mencoba menemukan Iskander-M. Berisi sumber panas untuk menarik rudal yang masuk," ucap pejabat intelijen Amerika.