Bahaya Perang Rusia, AS Kirim 500 Ton Amunisi dan Senjata ke Ukraina
- popularmechanics.com
VIVA – Amerika Serikat (AS) terus mengirimkan bantuan militer kepada Ukraina, seiring dengan terus meningkatnya ancaman perang dari Rusia. Yang terbaru, pesawat keenam tiba di Kiev dan membawa 84 ton amunisi senjata untuk Ukraina.
Lewat akun Twitter pribadinya, Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksiy Reznikov, mengonfirmasi kedatangan pesawat Amerika keenam yang membawa 84 ton amunisi pertahanan ke Kiev.
"Hari belum usai dan kami sedang menurunkan (bantuan) pesawat keenam dari kawan-kawan kami di Amerika Serikat. Sekitar 84 ton amunisi tiba di Kiev," tulis Reznikov di Twitter.
"Total, hingga hari ini kami telah menerima sekitar 500 ton amunisi pertahanan dari Amerika Serikat. Dan, ini bukan yang terakhir," lanjut pernyataan Reznikov.
Lebih lanjut, lewat pantauan VIVA Militer dari situs resminya Kementerian Pertahanan Ukraina mengungkap, sepanjang Januari 2022 lalu, Amerika tiga kali mengirim bantuan amunisi dan persenjataan ke Ukraina.
VIVA Militer: Peluncur roket SMAW-D Amerika Serikat tiba di Ukraina
- mil.in.ua
Pada 22 hingga 23 Januari 2022, Amerika mendatangkan amunisi dan persenjataan seberat 90,7 ton. Bantuan pertama ini disebut "Kiriman Mematikan" karena Amerika memberikan ribuan unit rudal anti-tank FGM-148 Javelin dan peluncur granat multiguna (SMAW-D).
Yang pertama pada 25 Januari 2022, tercatat Amerika mengirim total 79 ton amunisi dan persenjataan. Di dalamnya ada 300 unit rudal anti-tank FGM-148 Javelin.
Amunisi persenjataan kembali dikirim ke Ukraina pada 28 Januari 2022 dengan berat mencapai 81 ton. Kemudian pada 31 Januari 2022, militer Ukraina kembali menerima bantuan amunisi seberat 84 ton.
Total, Amerika telah menggelontorkan dana sebesar $200 juta, atau setara dengan Rp2,9 triliun, untuk mendukung militer Ukraina dalam perlawanan terhadap ancaman perang dari Rusia.
Terpopuler: Kronologi Polisi Tembak Pelajar hingga Tewas, Bapak Kopassus yang Ditakuti Elite Militer RI
Peristiwa penembakan polisi kembali menjadi sorotan publik menyusul kasus seorang perwira polisi menembak anak buahnya sendiri di Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat.
