Buntut Kejar Setan Terbang Amerika, Militer Malaysia Dalam Bahaya
- Forbes US Airforce
VIVA – Militer Malaysia baru saja dipermalukan media terkemuka Amerika Serikat, terkait buruknya kekuatan angkatan bersenjata sektor udaranya.
Adalah Forbes, yang dengan lugas dan mendalam membuka borok kekuatan militer negeri Jiran kepada dunia. Laporan itu menyusul pengawalan yang dilakukan Angkatan Udara Tentara Diraja Malaysia (TUDM) terhadap pesawat pembom milik militer Amerika Serikat B-52 Stratofortress.
Dilansir VIVA Militer, Jumat 12 November 2021, dalam ulasannya dituliskan bahwa lebih dari lima pesawat tempur TUDM mengejar pesawat pembom berjuluk The Devil’s Own itu. Tapi jenisnya campur aduk, tak seragam. Ada yang buatan Amerika, Inggris bahkan Rusia.
Sang jurnalis David Axe menuliskan, fakta yang terjadi di langit Malaysia ketika TUDM mengerahkan pesawat tempur mengawal sang setan terbang ini sangat penting sekali jadi bahan evaluasi bagi negeri jiran.
Sebab, dalam beberapa bulan ini Malaysia sedang dipusingkan dengan lalu lintas pesawat-pesawat militer China di dekat wilayah udaranya. Apalagi Malaysia memiliki masalah pelik dengan China, soal beberapa pulau di Laut China Selatan yang saat ini diklaim oleh Beijing.
Jika militer Malaysia tidak segera berbenah, maka buntutnya bakal menjadi sebuah bahaya besar bagi keamanan langit mereka di kemudian hari. Karena dengan kekuatan pejuang udara yang gado-gado seperti itu, rasanya sulit sekali menangkal apalagi mengimbangi kekuatan burung terbang militer China jika terjadi perang.
Perlu diketahui, ketika mengejar setan terbang untuk mengawal pesawat pembom buatan Boeing itu, TUDM mengerahkan tiga jenis pesawat tempur. Dua pesawat tempur buatan Inggris Hawk 208, tiga Sukhoi Su-30 buatan Rusia, lalu dua Hornet F/A-18D buatan Amerika Serikat.
Walau dari mata awam pesawat tempur Malaysia sangat gagah terbang di udara. Tapi dari kacamata kekuatan militer tentu berbeda. Apalagi saat ini TUDM memang sangat kekurangan pesawat tempur modern yang memiliki daya gempur tinggi. TUDM saat ini cuma punya 18 unit Su-30, delapan unit F-18 dan 13 Hawk tua yang sudah lamban.