Pria Bertopi di HUT Nabi Ini Ternyata Jenderal Musuh Besar Arab Saudi
VIVA – Jutaan umat Muslim memenuhi kota tua dunia, Sana'a, Yaman. Masyarakat tumpah ruah ke jalan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW, 12 Raibul Awal 1443 H atau Maulid Nabi.
Di tengah lautan manusia, ada hal menarik yang tak banyak diketahui orang. Ternyata di antara jutaan orang ada sosok seorang jenderal militer Yaman, yang selam ini menjadi musuh besar bagi militer Arab Saudi.
Siapakah dia? Dia adalah Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara militer Yaman yang selama ini paling depan menyiarkan berbagai informasi terkait peperangan yang terjadi saat ini di Yaman.
Berdasarkan salah satu yang disiarkan Brigjen Yahya dilansir VIVA Militer, Selasa 19 Oktober 2021, sang jenderal muncul di tengah jutaan umat Muslim tidak mengenakan seragam kebesaran militer Yaman.
Dia tampak hadir mengenakan pakaian biasa. Dia juga tak memakai baret merah tua khas militer Yaman, tapi cuma mengenakan topi berlidah berwarna hijau.
Dengan penampilan seperti itu, nyaris tak ada yang mengenalinya, terutama pasukan koalisi Kerajaan Arab Saudi yang selama ini menjadi lawan perang.
Brigjen Yahya Saree merupakan sosok penting dalam perang saudara yang diciptakan koalisi militer Arab Saudi di Yaman. Dia cukup lihai dalam menyiarkan berbagai propaganda untuk melemahkan kekuatan musuh.
Yang terbaru Brigjen Yahya Saree dalam siarannya menyatakan, militer Yaman telah berhasil merebut wilayah medan perang Kota Marib dari tangan pasukan koalisi Kerajaan Arab Saudi. Tak cukup sampai di situ, Brigjen Yahya Saree juga mengklaim pasukannya telah membunuh5.650 tentara bayaran militer Arab Saudi.
Perlu diketahui, perang Yaman sudah berlangsung lebih dari 7 tahun. Arab Saudi didukung Amerika Serikat dan sekutu regional, meluncurkan perang di Yaman pada Maret 2015, dengan tujuan membawa pemerintah mantan presiden Yaman Abd Rabbuh Mansur Hadi kembali berkuasa dan menghancurkan gerakan perlawanan Ansarullah.
Angkatan bersenjata Yaman dan sekutu Komite Populer, bagaimanapun, telah pergi dari kekuatan ke kekuatan melawan penjajah yang dipimpin Saudi, dan meninggalkan Riyadh.
Perang Saudi telah menyebabkan ratusan ribu orang Yaman tewas, dan jutaan lainnya mengungsi. Perang juga telah menghancurkan infrastruktur Yaman dan menyebarkan kelaparan dan penyakit menular di seluruh negara Arab.
Baca: Akhirnya TNI Kerahkan Pasukan Tempur Pemburu Presiden Lobato ke Papua