Bahaya, Jenderal Amerika Ramal Perang Saudara Pecah di Negeri Islam

VIVA Militer: General Mark Alexander Milley
Sumber :
  • VIVA Militer/Istimewa

VIVA – Para petinggi militer Amerika Serikat sangat jengkel atas runtuhnya rezim penguasa di Republik Islam Afghanistan yang kini telah dikuasai pasukan teroris Taliban.

Tak Hanya Israel, Pesawat Pembom Amerika Juga Ikut Gempur Suriah

Hal itu diutarakan panglima perang tertinggi militer Amerika Serikat, Jenderal Mark Alexander Milley belum lama ini dalam rapat bersama senat dengan Komite Angkatan Bersenjata.

Dilansir VIVA Militer dalam siaran resmi, Selasa 5 Oktober 2021, Jenderal Milley mengatakan dia sangat kesal karena selama 20 tahun mengerahkan pasukan dalam perang panjang membangun Afghanistan, tapi hancur dalam hitungan 11 hari saja.

Rusia Uji Coba Rudal di Mediterania, Jenderal Gerasimov Desak Amerika Tarik Pasukan

"Sudah jelas perang di Afghanistan tidak berakhir seperti yang kita inginkan dengan Taliban sekarang berkuasa di Kabul," kata perwira militer paling senior dan berpangkat tertinggi di Angkatan Bersenjata Amerika Serikat itu.

Menurut Jenderal Milley, dia tak mengira angkatan bersenjata Afghanistan yang dibentuk bakal dengan mudah tunduk pada pasukan Taliban. "Mereka dengan mudah melebur ke Taliban," kata Milley.

Kapal Perang Amerika Dihantam 16 Rudal, Jenderal Yahya: Alhamdulillah

VIVA Militer: Pasukan TLBN

Photo :

Milley menyadari, pemerintahan Presiden Ashraf Ghani tak mampu mengkosolidasi tentara nasional karena hilangnya kepercayaan atas pemerintahan yang dinilai korup.

Jenderal Milley ragu Taliban bakal mampu membangun Afghanistan dan lepas dari label teroris. Malahan bahayanya, dia memprediksi potensi perang saudara bakal pecah di negeri Islam itu jika Taliban tak mampu mempersatukan semua kelompok yang berseberangan.

"Masih harus dilihat apakah Taliban dapat mengkonsolidasikan kekuasaan atau apakah negara itu akan semakin pecah menjadi perang saudara," kata Jenderal Milley.

Perlu diketahui, dunia sempat terkejut dengan sangat cepatnya Afghanistan jatuh ke tangan Pasukan Taliban tanpa adanya perlawanan yang berarti dari Angkatan Bersenjata Nasional Afghanistan.

Padahal, kekuatan militer Afghanistan cukup mumpuni untuk melawan Taliban, apalagi ketika perebutan kekuasaan terjadi, mereka masih mendapat sokongan dari ribuan tentara Amerika.

Baca: Ini Sosok Ninja Ngamuk Pembacok 2 Prajurit Pasukan Khusus di Bandara

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya