Ini Tampang Horor Kolonel Dalang Kudeta Militer Guinea

VIVA Militer: Kudeta Militer Guinea di ibukota Conakry
Sumber :
  • Market Research Telecast

VIVA – Kudeta militer meletus di Republik Guinea sebagai bentuk perlawanan anti-Presiden Alpha Conde. Pasukan Khusus Angkatan Bersenjata Republik Guinea, Kolonel Mamady Doumbouya, menjadi sosok sentral penggulingan kekuasaan di negara Afrika Barat itu.

Soal Pilkada Banten 2024, AHY: Demokrat Akan Bersikap Realistis

Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari New York Times, sejumlah anggota Pasukan Khusus Angkatan Bersenjata Republik Guinea melancarkan serangan ke Istana Presiden Guinea di ibukota, Conakry, Minggu 5 September 2021.

Dengan kemampuan tempur yang tinggi, mudah bagi Doumbouya dan pasukannya menguasai Istana Presiden Guinea dengan mudah.

Hasil Pertandingan Euro 2024 Portugal Vs Prancis

Sejumlah video yang menunjukkan Presiden Alpga Conde disandera oleh pasukan Doumbouya pun beredar, di sejumlah platform media sosial. Lantas, siapakah sosok Doumbouya sang dalang Kudeta Militer Guinea.

Dalam data yang diperoleh VIVA Militer dari Nation Africa, Doumbouya adalah seorang prajurit Angkatan Bersenjata Republik Guinea, yang sebelumnya mengabdi sebagai legiun Prancis.

Anak Penjaga Warung Kelontong Ini Berhasil Jadi Lulusan Terbaik Akademi Angkatan Laut Tahun 2024

VIVA Militer: Komandan Pasukan Khusus Guinea, Kolonel Mamady Doumbouya

Photo :
  • Youtube

Setelah mendapatkan pendidikan dari militer Prancis, Doumbouya kembali ke kampung halamannya dan dipercaya Presiden Alpha Conde sebagai Komandan Pasukan Khusus militer Guinea.

Tak hanya di Prancis, Doumbouya juga pernah menempuh pendidikan militer di sejumlah negara. Salah satunya, di Amerika Serikat (AS). Bagi Doumbouya, tindakan yang dilakukannya adalah bentuk pengabdiannya kepada negara.

Doumbouya yakin, Kudeta Militer Guinea adalah pengorbanan yang dilakukan demi kepentingan rakyat. Doumbouya menganggap Conde tak becus memimpin Guinea. 

Tudingan adanya sederet kasus korupsi dan keputusan Conde mengubah konstitusi dengan tujuan agar terpilih lagi di Pemilihan Umum Presiden Republik Guinea, jadi faktor utama Kudeta Militer Guinea pecah.

"Personalisasi kehidupan politik sudah berakhir. Kami tidak akan lagi mempercayakan politik kepada satu orang, kami akan mempercayakannya kepada rakyat," tegas Doumbouya dalam siaran televisi nasional usai berhasil menduduki Istana Presiden Guinea.

VIVA Militer: Komandan Pasukan Khusus Guinea, Kolonel Mamady Doumbouya

Photo :
  • France 24

"Tugas seorang prajurit adalah menyelamatkan negara," ujar Doumbouya.

Akibat tindakannya, Doumbouya jelas akan mendapat masalah serius. Pasalnya, Nigeria sebagai negara terkuat di kawasan Afrika Barat menantang keras tindakan Doumbouya dan pasukannya. 

"Pemerintah Nigeria menyatakan kesedihan dengan kudeta yang terjadi di Republik Guinea, yang jelas-jelas melanggar Protokol ECOWAS (Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat) tentang demokrasi dan pemerintahan yang baik," bunyi pernyataan Kementerian Nigeria.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres, melontarkan kecaman yang sama. Lewat akun Twitter pribadinya, Guterres mendesak Doumbouya untuk membebaskan Presiden Alpha Conde.

"Saya secara pribadi mengikuti situasi di Guinea dengan cermat. Saya sangat mengutuk setiap pengambilalihan pemerintah dengan kekuatan senjata dan menyerukan pembebasan Presiden Alpha Conde," tulis Guterrez.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya