Ogah Dikibuli, Irak Mau Usir Pasukan Yahudi Sekutu Kerajaan Arab Saudi
VIVA – Sebuah pernyataan keras baru saja dilontarkan Komandan Umum Angkatan Bersenjata Irak, Mustafa al-Kadhimi terkait keberadaan pasukan militer Amerika Serikat di negara itu.
Menurut al-Kadhimi yang juga menjabat Perdana Menteri Irak, dia tak sudi lagi ada tentara Amerika Serikat bercokol di Irak. Dan dia akan mengusir pasukan Amerika dengan cara halus.
Pernyataan keras itu dilontarkan al-Kadhimi dalam wawancara dengan al-Hadath baru-baru ini dilansir VIVA Militer, Rabu 21 Juli 2021.
Menurut al-Kadhimi, tidak perlu ada pasukan tempur asing di tanah Irak dan tak mau diperdaya. Dan masalah ini akan disampaikannya dalam pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pekan ini.
"Tidak akan membiarkan Irak digunakan untuk mengancam negara lain," kata al-Kadhimi.
Al-Kadhimi dijadwalkan bertemu Biden pada 26 Juli 2021 di Washington, AS. Topik pertemuan yakni membahas kemiteraan strategis antara Amerika dan Irak.
Sikap PM Irak mengusir pasukan militer negara Yahudi kedua terbesar di dunia ini sangatlah wajar. Sebab, tak ada keuntungan apapun yang didapatkan Irak dengan pendudukan pasukan Amerika di sana. Yang ada hanya menambah masalah.
Salah satu masalah terbesar yang pernah mencoreng nama baik Irak ialah, ketika militer Amerika Serikat membunuh Jenderal anti-teror Iran, Qassem Soleimani di Bandara Internasional Baghdad pada 2020. Kala itu Amerika di bawah perintah Donald Trump membom mobil yang ditumpangi Jenderal besar Iran itu dengan pesawat tanpa awak.
Amerika mulai menguasai Irak sejak 2003 ketika melakukan invasi ke negeri itu. Amerika didukung NATO dan PBB menghancurkan negara itu dengan alasan bahwa Irak berusaha membuat senjata pemusnah massal yang mengancam keamanan nasional mereka.
Irak hancur lebur diinvasi puluhan ribu tentara Amerika. Tapi hingga perang berakhir dan lengsernya Presiden Saddam Hussein, tuduhan Amerika itu tak terbukti. Tak ada senjata pemusnah massal ditemukan di Irak.
Setelah tak terbukti ada senjata pemusnah massal, kali ini militer Amerika Serikat beralasan menempatkan pasukan di Irak untuk menumpas teroris ISIS.
Perlu diketahui, sikap PM Irak ini sangat bertolak belakang dengan negara penjaga dua kota suci Mekkah dan Madinah, yakni Kerajaan Arab Saudi. Sebab, negara ini malah memilih tetap bersekutu dengan Amerika, terbukti hingga saat ini Arab Saudi masih mempertahankan keberadaan tentara Amerika untuk menjaga keamanan istana dari serangan musuh.
Baca: Akhirnya Siluman Langit Su-75 Checkmate Rusia Muncul di Dunia