Roket Penghancur Basis Militer Amerika Ternyata Dibikin oleh Rusia
- Russia Beyond
VIVA – Dalang dari serangan roket mematikan ke Pangkalan Udara Balad, Irak, memang belum diketahui. Namun, sebuah fakta terungkap di balik serangan ke pangkalan militer yang dikuasai oleh Angkatan Udara Amerika Serikat (US Air Force).
VIVA Militer melaporkan dalam berita sebelumnya, Pangkalan Udara Balad yang terletak 64 kilometer di sebelah utara ibukota Baghdad, dihantam enam buah roket, Minggu 18 April 2021.
Akibat serangan itu, sejumlah bagian bangunan pangkalan militer rusak berat dan terbakar. Sementara itu, dua orang tentara Angkatan Bersenjata Irak yang tengah melakukan penjagaan mengalami cedera serius. Bahkan, hingga saat ini keduanya dikabarkan dalam status kritis.
Pihak militer Amerika Serikat dan Irak hingga saat ini masih belum mengetahui siapa dalang di balik serangan itu. Meskipun, sejumlah pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) menuding faksi milisi Irak yang berafiliasi dengan Iran adalah pihak yang bertanggung jawab.
Usai serangan mematikan itu, sebuah fakta terungkap perihal senjata maut yang digunakan untuk melancarkan serangan.
Ternyata, roket yang menghantam Pangkalan Udara Balad adalah peluncur roket Katyusha. Roket Katyusha sendiri adalah peluncur multiroket yang dibuat oleh Uni Soviet (Rusia) sejak era Perang Dunia II, atau tepatnya pada 1941.
Menurut data lain yang dikutip VIVA Militer dari Reuters, peluncur roket Katyusha masih digunakan oleh beberapa negara hingga saat ini. Dari bebera negara yang masih menggunakan roket Katyusha adalah Korea Utara (Korut), Republik Rakyat China (RRC), dan Iran.
Militer Amerika Serikat sudah sangat mengenal roket Katyusha. Khususnya di Irak, pada 19 Mei 2019 lalu, roket ini ditembakan ke Zona Hijau di Baghdad. Kala itu, ledakan roket hanya berada sangat dekat dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Kemudian pada 4 Januari 2020, empat buah roket Katyusha kembali menghantam Baghdad. Lag-lagi, roket jatuh di dekat Kedutaan Besar AS.