Nasib Sial Jenderal SBY Gagal Jadi Anggota Kopassus TNI

VIVA Militer: Susilo Bambang Yudhoyono saat masih berpangkat Kolonel Inf TNI
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Sepak terjang Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Susilo Bambang Yudhoyono sebagai seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), tak bisa diremehkan. Sejarah mencatat, pria yang akrab disapa SBY ini punya segudang pengalaman tempur di berbagai operasi militer. Tapi siapa sangka, SBY justru pernah mengalami nasib sial saat masih aktif berdinas.

Kolonel Benrie Resmi Jabat Komandan Brigif 17 Kujang 1 Kostrad

Menurut catatan yang dikutip VIVA Militer dari Straits Times, SBY adalah salah satu perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang punya kemampuan tempur dan akademik yang mumpuni. Bagaimana tidak, mantan Presiden Republik Indonesia ini mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa usai menjadi lulusan terbaik Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) pada 1973.

Setelah lulus pendidikan militer, SBY langsung dipercaya sebagai Komandan Pleton (Danton) Batalyon Infantri Lintas Udara (Yonif Linud) 330 Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Sebagai seorang perwira muda yang cerdas, SBY diberi tugas juga untuk mengajarkan para prajurit kesatuan ini pengetahuan umum dan Bahasa Inggris.

Puluhan Tahun Disembunyikan, TNI Temukan Senjata Buatan Amerika yang Dirampas Fretilin

Memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang baik, SBY kemudian dikirim untuk menjalani pendidikan di sekolah pasukan elite Amerika Serikat (AS), Airborne and Ranger Courses di Fort Benning, Georgia, pada 1975.

Sepulangnya dari AS, SBY langsung dikirim ke Timor Timur dalam Operasi Seroja pada 1976. Saat itu, SBY ikut merasakan kerasnya pertempuran dengan kelompok pemberontak Front Revolusi Kemerdekaan Timor-Leste (Fretilin).

Penampakan Stiker Pasukan Khusus Amerika di Hp Presiden Prabowo saat Ditelepon Trump, Punya Siapa...??

Beberapa catatan yang ditorehkan, jelas membuktikan jika SBY adalah seorang perwira yang sangat terampil. Baik dari segi kemampuan bertempur dan kemampuan intelejensi yang tinggi. Sayangnya, SBY justru pernah mengalami nasib sial saat baru saja lulus dari AKABRI. 

Sebagai seorang prajurit TNI Angkatan Darat, ternyata SBY sangat ingin bergabung dengan kesatuan pasukan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Dengan segala kemampuannya dalam hal pertempuran dan akademis, SBY sangat layak untuk menjadi bagian dari Korps Baret Merah. Akan tetapi, SBY justru harus mengubur mimpinya itu.

Dalam buku berjudul "Kepak Sayap Putri Prajurit" yang ditulis mendiang sang istri, Kristiani Herrawati Yudhoyono, terungkap mengapa SBY gagal menjadi anggota Kopassus. Bukan karena tak memenuhi syarat, akan tetapi Kopassus yang saat itu dipimpin oleh Brigjen TNI Witarmin tidak membuka penerimaan anggota baru pada 1973.

Meski demikian, keinginan SBY untuk bergabung dengan satuan tempur elite TNI Angkatan Darat akhirnya tercapai saat ia bergabung dengan Brigade Infanteri Lintas Udara (Brigif Linud) 17 Kujang I Kostrad pada 1977. 

Perlu diketahui, Brigif Linud 17 Kujang I Kostrad, adalah kesatuan yang memiliki reputasi tersohor saat menembak mati pemimpin kelompok separatis Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), Abdul Kahar Muzakkar, dan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Teungku Abdullah Syafi'i.

Baca juga: Jenderal Perang TNI Lihat Kepala Anak Buahnya Bolong Ditembus Peluru

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya