Tentara Bayaran Buka Mulut, Armenia Seret Turki dalam Perang
- MassisPost
VIVA – Turki dalam posisi tersudut setelah seorang pria yang diduga tentara bayaran, berhasil ditangkap personel tentara pemberontak Pasukan Pertahanan Artsakh. Pria tersebut mengaku mendapat upah bulanan dan bonus dari Turki, untuk mendukung militer Azerbaijan dalam perang melawan pasukan Angkatan Bersenjata Armenia.
Dalam berita VIVA Militer Senin 2 November 2020, seorang pria bernama Yusuf Alaabet Al Haji diinterogasi oleh prajurit Pasukan Pertahanan Artsakh (Nagorno-Karabakh). Al Haji mengakui jika dirinya adalah tentara bayaran yang dimobilisasi oleh Turki dari Suriah ke Azerbaijan.
Pengakuan Al Haji terlihat dalam sebuah video yang diunggah oleh Kementerian Pertahanan Republik Nagorno-Karabakh di akun Twitter resminya. Dalam video itu, Al Haji juga menyebut besaran upah per bulannya, hingga bonus yang diterima andai mampu memenggal kepala tentara pemerontak Artsakh atau Armenia.
Video itu ternyata dijadikan bukti bagi pemerintah Armenia untuk menyeret Turki untuk mengakui tindakannya. Meskipun Presiden Recep Tayyip Erdogan kerap membantah telah mengirim tentara bayaran, pengakuan Al Haji justru bisa jadi bukti keterlibatan Turki.
Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, memberikan pernyataan seruan untuk melakukan investigasi terhadap keterlibatan Turki. Pashinyan menyebut keberadaan tentara bayaran tak hanya terlibat dalam agresi militer Azerbaijan, tetapi juga telah mengancam keamanan nasional Armenia.
"Sekarang ada bukti lengkap dan kompeherensif bahwa ribuan tentara bayaran telah direkrut dari Suriah, dipindahkan oleh Turki ke Azerbaijan, dan terlibat dalam agresi militer terhadap Artsakh," tulis Pashinyan di laman Facebook pribadinya.
Di sisi lain, Azerbaijan tak tinggal diam dengan seruan Pashinyan. Juru bicara kepresidenan Azerbaijan, Hikmat Hajiyev, juga memberikan tuduhan yang sama terhadap Armenia. Di laman Twitter pribadinya, Hajiyev menuduh Armenia juga memanfaatkan tentara bayaran yang direkrut dari Lebanon, yakni kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang notabene berseteru juga dengan Turki.
"Kehadiran pejuang asing dan tentara bayaran di jajaran Angkatan Bersenjata Armenia ditegaskan kembali dalam reportase @Reuters. Kami telah beberapa kali menyatakan bahwa Armenia melibatkan tentara bayaran dari Lebanon dan Suriah bersama dengan teroris PKK," bunyi pernyataan Hajiyev di laman Twitter.