Fantastis, Upah Tentara Bayaran Turki di Perang Azerbaijan Terkuak

VIVA Militer: Tentara Bayaran Turki
Sumber :
  • The National Interest

VIVA – Seorang jurnalis berpaspor Ukraina, Anhar Kochneva, membongkar fakta besaran gaji tentara bayaran yang dikerahkan Turki dalam Perang Armenia-Azerbaijan. Tak hanya itu, Kochneva juga memberikan penjelasan mengapa Presiden Recep Tayyip Erdogan mengerahkan tentara bayarannya dari Suriah untuk mendukung Azerbaijan.

Anggota Kongres Sebut AS Sudah Bantu Israel Senilai Rp286 Triliun dalam Bentuk Senjata

Menurut laporan yang diperoleh VIVA Militer dari News.am, Kochneva memberikan keterangan kepada surat kabar Armenia, Zhoghovurd. Kochneva diketahui pernah diculik oleh milisi Suriah pada 2012 silam, saat bertugas melakukan peliputan pada 2012 silam.

Diungkap Kochneva, Turki memberikan gaji sekitar US$1.600 atau setara dengan Rp23,4 juta kepada para tentara bayaran. Gaji tentara bayaran ini turun, dari yang seharusnya sebesar US$2.000, atau senilai dengan Rp29,3 juta, sesuai dengan upah minimum Turki.

Surat Perintah ICC untuk Tangkap Netanyahu Harus Dilaksanakan, Menurut Uni Eropa

Yang menjadi sorotan, Kochneva juga menyatakan maksud Erdogan mengerahkan tentara bayarannya ke Azerbaijan. Menurut Kochneva, setelah pasukan Angkatan Bersenjata Suriah (SAA) berhasil menguasai provinsi Idlib, posisi tentara bayaran Turki menjadi tak menentu.

VIVA Militer: Tentara bayaran Turki

Photo :
  • Syrian Observatory For Human Rights (SOHR)
Mahkamah Internasional Keluarkan Surat Perintah Tangkap Netanyahu atas Kejahatan Perang

Oleh sebab itu, para tentara bayaran ini berusaha kembali ke Turki meskipun Erdogan tak membutuhkannya. Pada akhirnya, Erdogan mengirim para tentara bayaran itu ke sejumlah negara konflik seperti Libya dan Azerbaijan.

"Saya tahu bahwa Presiden Turki Erdogan mengirim tentara bayaran dari Idlib (Suriah) ke Azerbaijan. Saat tentara Suriah berhasil membebaskan Idlib, semua penjahat di sana akan melarikan diri ke Turki. Sementara, Erdogan tidak membutuhkan mereka di sana," ujar Kochneva.

"Itulah mengapa dia mengirim beberapa dari mereka ke Libya, dan beberapa ke Azerbaijan. Semakin banyak mereka mati di sana, semakin sedikit yang pergi ke Turki," katanya.

Pernyataan Kochneva ini jelas bertentangan dengan apa yang kerap dilontarkan Erdogan, yang selalu membantah keterlibatan langsung dalam Perang Armenia-Azerbaijan. Tak hanya itu, Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, juga menyatakan pasukannya berjuang sendiri tanpa bantuan pihak mana pun.

Ritual 

Perayaan Natal di Palestina Akan Dibatasi karena Serangan Israel di Gaza

Perayaan Natal di Palestina tahun ini hanya sebatas ritual keagamaan, mengingat perang Israel yang masih berlangsung di Jalur Gaza.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024