Amerika Pamerkan Sistem Pertahanan Udara Tercanggih
- Task and Purpose
VIVA – Belum lama ini, Turki baru saja melakukan uji coba senjata barunya yaitu sistem pertahanan udara S-400 Triumf. Sistem pertahanan udara baru ini, merupakan sistem senjata asal Negeri Beruang Putih.
Dalam laporan VIVA Militer sebelumnya, diungkapkan bahwa kegiatan uji coba sistem pertahanan udara yang dilakukan Turki itu membuat Amerika Serikat Geram. Karena Turki menggunakan pesawat buatan AS, sebagai targetnya.
Sebagai negara besar, tentu AS tidak mau kalah dari Turki yang baru saja melaksanakan uji coba sistem pertahanan udaranya. Untuk itu, perusahaan General Dynamic Land Systems (GDLS) mengunggah sebuah video dalam media sosial Twitter.
Dikutip VIVA Militer melalui Task and Purpose Senin 19 Oktober 2020, video itu menunjukkan kendaraan pengangkut infanteri Stryker Amerika Serikat yang menembakkan peluru kendali Stinger dan Hellfire. Serta juga tidak lupa menguji coba senjata autocanon 30mm.
Kendaraan ini dilengkapi dengan sistem Interim Maneuver Short-Range Air Defense (IM-SHORAD). Sistem baru angkatan darat, yang sedang dilakukan uji coba pada awal tahun 2020 ini.
Sistem IM-SHORAD terdiri dari menara pertahanan udara Avenger 360 derajat yang diisi dengan rudal Stinger, AGM-114 Longbow Hellfire, meriam XM914 30mm, dan senapan mesin 7.62mm.
Diketahui bahwa rekaman video kendaraan tempur baru ini muncul, ketika angkatan darat memberikan penghargaan kontrak senilai 1,2 miliar dolar Amerika ke GDLS. Hal ini dilakukan, agar GDLS bisa memproduksi, menguji, dan mengirim kendaraan terbaru di tahun yang akan datang.
Sebenarnya, angkatan darat sudah pernah memiliki kendaraan dengan sistem IM-SHORAD. Namun saat itu, kendaraan diproduksi Leonardo DRS pada bulan Juni 2018.
Angkatan Darat sudah membayangkan untuk menggunakan semua dayanya, untuk melawan sistem udara tak berawak yang dihadapi pasukan AS di medan perang Timur Tengah. Selain itu, AS juga tidak lupa untuk mempersiapkan kendaraan tempur terbarunya itu untuk menghadapi musuh bebuyutan seperti Rusia atau China.
Berikut videonya: