Sanksi Embargo Iran Akhirnya Usai, Amerika dalam Bahaya

VIVA Militer: Rudal Shabab-3 Angkatan Bersenjata Iran (Artesh)
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Usaha Amerika Serikat (AS) untuk memperpanjang masa sanksi embargo Republik Islam Iran akhirnya gagal. Iran secara resmi mengumumkan berakhirnya sanksi embargo ekononi dan senjata, yang sudah membelenggu selama lebih dari 40 tahun.

Presiden Prabowo Tunjukkan Kepemimpinan Kuat Berwibawa di Kancah Internasinoal, Kata Dave Laksono

Dalam laporan yang diperoleh VIVA Militer dari Teheran Times, Kementerian Luar Negeri Iran mengumumkan berakhirnya masa sanksi embargo. Tak hanya itu, dalam keterangannya juga disebut jika pada akhirnya Amerika tak bisa menghentikan kebebasan Iran.

"Hari ini adalah hari penting bagi komunitas internasional, yang bertentangan dengan upaya rezim AS, yang telah melindungi resolusi Dewan Keamanan PBB 2231 dan Rencana Aksi Kompeherensif Bersama (JCPOA)," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran.

Menko Airlangga: Indonesia Siap Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari Amerika Serikat

Lebih lanjut Kementerian Luar Negeri Iran memastikan, jika mulai Minggu 18 Oktober 2020, semua aktivitas pembelian senjata dari dan oleh Iran akan kembali berjalan. Selain itu, Kementerian Luar Negeri Iran juga menyatakan bahwa Iran sudah terbebas dari larangan investasi baik di dalam maupun dengan negara-negara anggota Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Mulai hari ini, semua pembatasan transfer senjata, aktivitas terkait dan layanan keuangan untuk dan dari Republik Islam Iran, dan semua larangan terkait masuk atau transit melalui wilayah Negara Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang sebelumnya diberlakukan pada sejumlah warga negara dan pejabat militer Iran. Semuanya otomatis dihentikan," lanjut pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran.

Bule Rusia Dideportasi, Overstay hingga Tak Bayar Tagihan RS Rp 33 Juta di Bali

Berakhirnya masa sanksi embargo senjata Iran, jelas menjadi ancaman bagi AS. Pasalnya, AS tetap menginginkan perpanjangan sanksi terhadap Iran. Akan tetapi, keputusan Presiden Donald Trump menarik AS dari perjanjian JCPOA memunculkan sikap PBB pada 2018. PBB menolak inisiasi Trump yang ingin melanjutkan sanksi embargo terhadap Iran. 

Usaha AS menghimpun dukungan negara-negara lain agar sanksi embargo Iran diperlama, nyatanya gagal. Dengan tegas, Khatibzadeh memastikan bahwa Washington telah gagal membendung kebebasan Iran.

"Ini adalah kegagalan Washington. Meskipun mereka menggunakan pelecehan, ancaman, dan pelanggaran hukum internasional, itu menunjukkan bahwa Amerika Serikat tidak sekuat seperti yang mereka nyatakan sendiri," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, dikutip VIVA Militer dari Prensa Latina.

Wapres Filipina Sara Duterte (Doc: AP Photo/Manman Dejeto)

Pengamanan Presiden Marcos Diperketat Usai Diancam Dibunuh Wapresnya

Pengamanan Presiden Ferdinand Marcos Jr. dan keluarganya diperketat otoritas keamanan Filipina usai menerima ancaman pembunuhan dari wakil presidennya, Sara Duterte.

img_title
VIVA.co.id
24 November 2024