Tentara Armenia Bunuh Bayi, Turki: Kami Takkan Tinggal Diam!
- Pixabay/woodypino
VIVA – Foto mayat seorang bayi perempuan yang terbunuh akibat serangan pasukan Angkatan Bersenjata Armenia ke kota Ganja, Azerbaijan, mendapat reaksi keras dari Turki, yang merupakan sekutu terbesar Azerbaijan. Dengan tegas, Turki menegaskan takkan tinggal diam setelah menyaksikan bukti kebiadaban pasukan Armenia.
Dalam berita VIVA Militer sebelumnya, dilaporkan jika foto bayi perempuan yang diketahui bernama Medine Sahnezerli diunggah oleh akun media sosial Twitter bernama @yagmurdogruoglu. Tak hanya akun itu, Kedutaan Besar Azerbaijan untuk Inggris Raya juga mengunggah foto jenazah Medine, lengkap dengan kartu identitasnya.
Bayi tak berdosa itu tewas akibat serangan roket dan rudal yang dilancarkan pasukan militer Armenia ke Ganja, Sabtu 17 Oktober 2020. Tanpa perikemanusiaan, pasukan Armenia melancarkan serangan dengan target pemukiman sipil yang tak hanya di Ganja, tetapi juga di Mingchevir.
Bayi yang baru berusia sekitar 1 tahun 3 bulan itu diduga jadi salah satu dari 10 korban jiwa yang timbul akibat serangan membabi buta tentara Armenia.
Foto mayat bayi perempuan Azerbaijan itu ternyata sudah dilihat langsung oleh Akar. Sontak, Kementerian Pertahanan Turki pun memberikan pernyataan resmi yang sangat keras terhadap Armenia. Turki menyatakan tidak akan diam melihat aksi biadab pasukan Armenia dalam perang yang sudah meletus selama tiga pekan.
"Bayi mungil ini dibunuh dalam tidurnya oleh Pasukan Armenia, menggunakan rudal balistik. Bahasa, agama, dan negara kami memang berbeda, tetapi foto ini cukup membakar seluruh hati kami!" bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Turki.
"Mungkin Anda melihat foto ini untuk pertama kalinya, tetapi orang Azerbaijan telah hidup dengan foto yang selama 30 tahun. Jika manusia yang bisa melihat pemandangan ini dan tetap diam, maka tetaplah! Kami tidak akan diam," lanjut pernyataan Kementerian Pertahanan Turki.
Menurut laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari Anadolu Agency, korban jiwa saat ini diketahui sudah bertambah menjadi 13 orang. Jumlah itu termasuk empat wanita dan tiga anak di bawah umur. Serangan pasukan Armenia juga membuat hampir 50 orang mengalami luka-luka, sementara ada lima anak-anak yang menghilang dan belum ditemukan.