Jenderal Javani: Amerika Datang ke Teluk Persia, Mereka Pasti Mati!

VIVA Militer: Wakil Panglima Garda Revolusi Islam Iran, Brigjen Yadollah Javani
Sumber :
  • Fars News Agency

VIVA – Ketegangan Iran dan Amerika Serikat (AS) makin memanas, setelah pada akhir September 2020 kapal induk USS Nimitz dikabarkan mendekati perairan Iran. Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), sama sekali tak menunjukkan ketakutan dengan kedatangan kapal perang raksasa itu. Sebaliknya, IRGC memastikan militer AS yang datang ke Iran takkan pulang dengan selamat.

Intelijen Amerika: Rusia Tidak Mungkin Lancarkan Serangan Nuklir!

VIVA Militer melaporkan dalam berita, Selasa 22 September 2020, armada tempur militer AS yang dipimpin oleh kapal induk USS Nimitz (CVN-68) mendekati Teluk Persia. Tak sendirian, kapal induk raksasa militer AS dikawal oleh dua kapal jelajah berpeluru kendali, dan satu kapal perusak, saat memasuki Selat Hormuz.

Pengerahan armada tempur ke Selat Hormuz diklaim AS adalah tindakan untuk menjaga stabilitas keamanan di wilayah itu.

Rudal Misterius Hantam Pangkalan Tempur Amerika

AS meyakini, kapal-kapal perang Iran kerap melakukan provokasi dan ancaman terhadap kapal-kapal komersial yang melintas di perairan itu. Tak hanya itu, Selat Hormuz dikenal sebagai daerah yang dipenuhi banyak ranjau air dangkal.

VIVA Militer: USS Nimitz dan militer Amerika di Samudera Hindia.

Khalid Akui Dirinya Gay setelah Foto Pribadi Tersebar di Media Sosial

Mengetahui kedatangan armada tempur Amerika, Angkatan Bersenjata Iran (Artesh), meluncurkan pesawat tanpa awak (drone) intai untuk memantau pergerakan kapal-kapal perang itu. Pengintaian drone Iran sepertinya berhasil.

Sebab dalam keterangan terbarunya, militer Iran yakin jika militer AS tak punya nyali untuk berperang di Selat Hormuz, yang berbatasan langsung dengan Teluk Persia.

Wakil Komandan IRGC, Brigadir Jenderal Yadollah Javani, menyatakan jika militer AS tak pernah memenangkan peperangan dalam beberapa tahun terakhir. Dengan alasan ini, Javani yakin pengerahan kapal induk ke Selat Hormuz atau Teluk Persia akan membuat militer AS mengalami kerugian.

"Selama beberapa tahun terakhir, Amerika tidak pernah memenangkan perang apa pun. Dan hari ini, mereka tidak melihat diri mereka dalam posisi untuk berperang dengan Republik Islam Iran dan bangsa Iran. Saat mereka mengerahkan kapal induk tertentu ke Teluk Persia, berarti mereka akan merugi," ujar Javani.

VIVA Militer: Kapal Perang Cepat milik Garda Revolusi Islam Iran (IRGC)

Tak hanya itu, Javani juga menyatakan bahwa militer Amerika sebenarnya sudah tahu risiko terbesarnya adalah kekalahan jika sampai terjadi perang. Dengan berani Javani memastikan, kapal-kapal induk Amerika akan hancur dan pasukannya akan mati tanpa bisa pulang ke rumahnya dengan selamat.

"Sebaliknya, kami percaya bahwa setiap kali Amerika mengerahkan kapal induk ke Teluk Persia, kemungkinan perang akan berkurang,” kata Javani melanjutkan.

“Karena, mereka tahu betul bahwa kedatangan mereka di Teluk Persia berarti kematian yang pasti, dan kehancuran yang tak terhindarkan. Tidak mungkin bagi Amerika untuk meninggalkan wilayah itu dengan selamat jika terjadi perang," ucapnya.

Dalam dua bulan terakhir, hubungan Iran dan AS kembali memanas. Ketegangan kedua negara makin meninggi setelah Presiden Donald Trump menuduh Iran punya rencana untuk membunuh Duta Besar Amerika untuk Afrika Selatan, Lana Marks. Trump meyakini rencana Iran itu adalah aksi balas dendam atas kematian mantan Panglima IRGC, Letnan Jendereal Qassem Soleimani.

Baca juga: Konyol, Roket Azerbaijan Salah Sasaran Hantam Wilayah Iran

Baca juga: Konyol, Roket Azerbaijan Salah Sasaran Hantam Wilayah Iran

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya