Diplomasi Perwira Militer Cuma Kedok, Tentara India Tipu Pasukan China
- Hindustan Times
VIVA – Sepekan lalu, perwira tinggi Angkatan Bersenjata India (BSS) dan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) kembali bertemu untuk membahas penyelesaian konflik. Sayang, muncul kabar tak sedap usai pertemuan tersebut. India disebut lebih diuntungkan, dan terus memobilisasi pasukannya ke perbatasan.
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari NDTV, dua perwira tinggi berpangkat letnan jenderal delegasi militer China dan India berjumpa di pos di wilayah Moldo, Ladakh bagian timur, 27 September 2020.
Kedua belah pihak dikabarkan sepakat untuk meredakan ketegangan, dengan menarik dan menghentikan pengiriman pasukannya di sepanjang Garis Kontrol Aktual (LAC).
Meski demikian, ternyata hasil perundingan tersebut disebut berat sebelah. Sebab dalam laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari Global Times, militer India masih terus mengerahkan sejumlah pasukannya.
Tak hanya itu, laporan media yang didukung penuh oleh Partai Komunis China (CCP) itu menyatakan bahwa tentara India lah yang melakukan provokasi dalam insiden baku tembak terakhir di Danau Pangong (Pangong Tso). Sementara itu, dalam hasil perundingan terakhir India meminta pasukan China menarik pasukannya.
Global Times menilai jika keadaan ini terus berlanjut, bukan tak mungkin tentara India akan kembali melakukan aksi provokasi. Analisa ini tak lain karena perhitungan adanya sentimen nasionalis dari organisasi sayap kanan Hindu India, Rashtriya Swayamsevak Sangh.
Oleh sebab itu, saat pasukan China menarik sejumlah besar pasukannya, tentara India diprediksi akan menduduki sejumlah wilayah dataran tinggi. Langkah ini dimaksudkan untuk mendapatkan posisi yang strategis jika pertempuran kembali pecah.
Yang terakhir, Global Times juga meyakini jika China sama sekali tidak memiliki kesungguhan dalam peneyelesaian sengketa wilayah perbatasan. India melakukan langkah ini supaya China mengikuti cara penyelesaian masalah sesuai dengan dengan keinginannya.
Baca juga: AS Bunyikan Alarm Bahaya, Ancaman Tentara Komunis China Kian Nyata