Ternyata Israel yang Hasut Amerika Buat Tarik Bom Nuklir dari Turki

VIVA Militer: Perdana Meteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersama Donald Trump
Sumber :
  • NBC News

VIVA – Lebih dari sepekan lalu muncul dugaan bahwa Amerika Serikat (AS) bakal menarik pasukan dan sejumlah bom nuklirnya dari Pangkalan Udara Militer Incirlik, Turki. Fakta pun terungkap, ternyata ada perang Israel di balik rumor tersebut.

Trump Abaikan Proses Pemeriksaan oleh FBI untuk Seleksi Calon Menteri, Menurut Media

Dalam berita VIVA Militer, Senin 14 September 2020, dilaporkan bahwa Amerika akan memindahkan pasukannya dari Pangkalan Udara Militer Incirlik. Kabar ini muncul setelah seorang Senator AS dari Partai Republik, Ron Johnson, meminta Presiden Donald Trump untuk segera memindahkan pasukan dan senjatanya ke pangkalan Angkatan Laut AS (US Navy) di Pulau Kreta, Yunani.

Tak hanya itu, dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Greek City Times, isu lain beredar menyebut AS juga akan memindahkan 50 rudal berhulu ledak nuklirnya dari Turki.

Kunjungan ke AS, Prabowo Kenalkan Menlu Sugiono dan Seskab Mayor Teddy ke Joe Biden

Ternyata, ada peran Israel di balik kabar burung itu. Dalam laporan yang dipublikasikan oleh Institut Strategi dan Keamanan Israel, sejumlah kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, membahayakan kepentingan Tel Aviv. Oleh sebab itu, Israel meminta AS untuk memikirkan kembali penarikan pasukan dan senjata nuklir dari Turki.

VIVA Militer: Bom nuklir Amerika Serikat (AS)

Profesor Politik Analisis Makna Penting di Balik Rute Perjalanan Luar Negeri Prabowo

Permintaan Israel itu tak lepas dari pernyataan Departemen Pertahanan AS (US Departement of Defense), yang membantah akan menarik pasukan dan senjatanya dari Turki. Pentagon lewat juru bicaranya, Letnan Kolonel Thomas Campbell, menegaskan pihaknya masih akan membina hubungan baik dengan Turki.

"(AS) tidak memiliki rencana untuk mengakhiri kehadiran di Pangkalan Udara Incirlik," ucap Campbell dikutip VIVA Militer dari Anadolu Agency.

"AS telah beroperasi di Pangkalan Udara Incirlik selama beberapa dekade, atas undangan pemerintah Turki. Kehadiran kami yang berkelanjutan di sana menunjukkan hubungan yang kuat dan berkelanjutan antara Amerika Serikat dan sekutu NATO kami Turki," katanya.

Kekhawatiran Israel tak lepas dari keterlibatan Turki dalam sejumlah konflik di Timur Tengah, semisal di Libya dan Suriah. Tak cuma itu, Turki juga berdiri di belakang Azerbaijan, yang tengah bersitegang dengan Armenia. Dan yang paling jelas, Turki juga berseteru dengan Yunani dan Siprus, terkait masalah sengketa wilayah di Laut Mediterania.

VIVA Militer: Pentagon, markas Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS)

Meski Pentagon sudah memastikan sikapnya, Israel tak menyerah. Negara Zionis itu menyebut tindakan Turki di bawah komando Erdogan akan membuat negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik (NATO) mengasingkan Turki. Meskipun di sisi lain, Turki juga adalah salah satu anggota NATO.

Israel juga dengan berani menyatakan bahwa Amerika melakukan kesalahan dalam membina hubungan dengan Turki. Catatan lain dalam laporan itu, Israel memanfaatkan celah perbedaan tajam antara AS dan Turki terhadap Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Faktanya, Amerika menganggap PKK adalah sekutunya. Semetara, Turki mencap kelompok tersebut adalah organisasi teroris. 

Baca juga: Makin Panas, Erdogan Kenang Perang Ottoman Lawan Pasukan Bikinan Paus

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya