Pernyataan Nyinyir Erdogan Siratkan Fasisme Ala India di Kashmir
- Times of India
VIVA – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, kembali menjadi sorotan. Pidato Erdogan di depan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa membuat India ngamuk dan memberikan pernyataan keras. Respons India muncul usai Erdogan melontarkan kritik terhadap penyelesaian konflik India-Pakistan di wilayah Kashmir.
Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari Ahval News, Erdogan menyebut bahwa konflik antara India dan Pakistan di wilayah Kashmir tetap menjadi masalah yang harus diselesaikan lewat jalur diplomasi. Erdogan merupakan salah seorang yang paling keras dalam memberikan kritik terhadap kebijakan India terhadap Kashmir.
Apa yang dilontarkan Erdogan tak lepas dari intensitas pasukan Angkatan Bersenjata India (BSS) terlibat baku tembak di wilayah tersebut. Erdogan memandang bahwa India telah menduduki sejumlah wilayah Kashmir yang sebenarnya masuk dalam teritorial Pakistan.
Erdogan mengingat peristiwa Krisis Chanak (Chanak Crisis) yang terjadi pada September-Oktober 1922. Saat itu, pasukan militer Turki berusaha mengusir tentara Yunani keluar dari wilayahnya untuk memulihkan kekuasaan negara yang diduduki sekutu.
Dalam peristiwa itu, Turki harus menghadapi kekuatan pasukan sekutu yang berisi pasukan gabungan empat negara. Selain melawan pasukan Yunani, pasukan Turki juga bentrok dengan tentara Inggris, Prancis, dan Italia, untuk mengambil alih kota Canakkale.
"(Masalah Jammu dan Kashmir) tetap menjadi masalah yang membara. Langkah-langkah yang diambil setelah penghapusan status khusus Jammu-Kashmir, semakin memperumit masalah," ucap Erdogan.
"Masalah Kashmir bisa diselesaikan bukan dengan konflik atau penindasan. Tetapi, atas dasar keadilan dan kesetaraan. Itu adalah Canakkale dulu, dan hari ini adalah Kashmir," katanya.
Pada Februari 2020 lalu, Erdogan juga menyampaikan pernyataan di depan parlemen Pakistan. Pada saat itu, Erdogan menyebut bawa menyelesaikan masalah sengketa Kashmir yang diduduki pasukan India, sama pentingnya dengan perang kemerdekaan Turki pada awal abad 20.
Tak terima dengan pernyataan Erdogan, perwakilan tetap India untuk PBB, TS Tirumurti, menegaskan jika Presiden Turki itu telah lancang melakukan intervensi dalam masalah dalam negeri India. Membalas pernyataan Erdogan, Tirumurti menyatakan Turki dan Erdogan harus lebih dulu belajar untuk menghormati kedaulatan negara lain.
"Itu merupakan campur tangan besar dalam urusan internal India, dan sama sekali tidak dapat diterima. Turki harus belajar untuk menghormati kedaulatan negara lain dan merefleksikan kebijakannya sendiri di dalam (negaranya)," ujar Tirumurti.
Baca juga: Misi Erdogan Bangkitkan Tentara Islam dan Hancurkan Israel