Bantah Kekurangan Amunisi, Moncong Rudal Taiwan Mengarah ke China
- Taiwan News
VIVA – Agresi Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) untuk mencaplok kembali Republik China (Taiwan) diyakini tinggal menghitung hari. Akan tetapi, Angkatan Bersenjata Taiwan (ROC) dianggap tak akan bisa menghentikan invasi China lantaran sistem pengelolaan yang bobrok, dan kabarnya kekurangan pasokan amunisi.
Dalam berita VIVA Militer Jumat 21 Agustus 2020, pernyataan seorang purnawiran perwira Angkatan Laut Taiwan, Kapten Chang Han-ching, membuat geger. Pasalnya, Chang menyebut bahwa pemerintah Taiwan menginginkan pemangkasan jumlah anggota militer dan menghilangkan wajib militer.
Tak hanya itu, seorang perwira militer Taiwan, Letnan Huang Zhi-je, ditemukan tewas gantung diri di markas Brigade Infanteri Mekanis ke-269
Angkatan Darat Taiwan. Huang dikabarkan depresi dan memilih mengkahiri hidup secara tragis, lantaran harus menutupi kekurangan amunisi dan pembiayaan perawatan senjata dan kendaraan tempur.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Taiwan dengan tegas membantah pernyataan Chang dan kaitan kematian Huang dengan bobroknya sistem pengeloloaan militer.Â
Kementerian Pertahanan Taiwan dalam rilis yang diperoleh VIVA Militer dari Taiwan News, tengah mengadakan pelatihan perang virtual yang diadakan mulai 14-18 Septembe 2020 lalu. Kementerian Pertahanan Taiwan juga membantah bahwa latihan perang dilakukan virtual lantaran kekurangan amunisi rudal presisi untuk menghadapai serangan pasukan China,
"(Angkatan Bersenjata) dipandu oleh prinsip tidak ada provokasi, tidak ada mundur. Dan, semakin dekat pelecehan (kedaulatan), semakin aktif tanggapannya," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Taiwan.
Kementerian Pertahanan Taiwan juga menekankan, segala jenis rudal saat ini masuk dalam pencatatan inventaris. Semua rudal telah terkumpul sesuai dengan rencana penguatan armada tempur militer Taiwan.
Usai latihan tempur virtual dengan menggunakan komputer Han Kuang, bertujuan untuk memverifikasi seluruh unit senjata, dan menjawab tantangan pertempuran di medan tersulit. Kementerian Pertahanan Taiwan juga menegaskan, latihan ini tidak berfokus untuk menentukan kemenangan atau kekalahan dalam perang.Â