Strategi Kalajengking Militer India Jepit dan Matikan China
- CNBCTV18
VIVA – Kementerian Pertahanan India dikabarkan tengah membangun infrastruktur militer di Ladakah, wilayah perbatasan dengan China. Langkah ini diambil untuk menyiapkan skenario terburuk perang, menyusul eskalasi ketegangan dengan China.
Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari Modern Diplomacy, sejak insiden bentrokan berdarah di Lembah Galwan, India meningkatkan pencegahan di sektor ekonimi dan militer. Lewat ekonomi, tercatat ada 224 aplikasi China yang dilarang aktif oleh pemerintah India.
Sementara di sektor militer, India disebut sedang membangun infrastruktur militer di Ladakh. Infrastruktur ini sepertinya adalah sebuah pangkalan yang dibuat untuk Angkatan Bersenjata China (BSS), yang memungkinkan untuk memobilisasi dua jenis kendaraan tempur canggih buatan Rusia, jet tempur Sukhoi Su-30MKI, dan tank T-90.
India juga telah meluncurkan operasi khusus militer dan serangan udara di wilayah Pakistan. Langkah ini juga dilakukan sebagai respons militer India, atas aksi terorisme yang diklaim dilakukan oleh pasukan Pakistan. Di sisi lain, Pakistan yang telah lama bersengketa dengan India atas wilayah Kashmir, didukung penuh oleh China.
Sementara itu, China yang juga tengah terlibat ketegangan tinggi dengan Amerika Serikat (AS) dinilai harus didekati India. AS melihat ancaman besar dari China di wilayah Laut China Selatan. China dituduh AS telah melanggar kedaulatan sejumlah negara Asia Tenggara, dengan klaim atas wilayah kepulauan di perairan tersebut.
India dan AS dinilai perlu meningkatkan kerjasama, terutama di sektor militer. Muncul ide dari sejumlah pihak agar India dan AS membuat pakta pertahanan seperti halnya Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di wilayah Asia.
Ide ini tersirat agar seperti halnya dalam Pasal 5 NATO, jika ada negara yang meyerang negara anggota pakta secara ekonomi atau militer, itu berarti serangan ke seluruh anggota pakta. Dan, setiap anggota aliansi bisa membalas serangan ke negara agresor.
Andai aliansi ini terbentuk, pasukan militer India dan AS bisa melakukan latihan tempur di wilayah Ladakh, dan sejumlah daerah sepanjang Garis Kontrol Aktial (LAC). Ada pihak yang menyebutnya sebagai "strategi kalajengking" dengan penjelesan, pasukan India bisa menekan tentara China dari sisi Barat. Sementara, pasukan AS datang dari sisi Timur.