Kolonel Guoqiang: Amerika dan Taiwan Bermain Api dengan China

VIVA Militer: Juru bicara Kementerian Pertahanan China, Kolonel Ren Guoqiang
Sumber :
  • Devdiscourse

VIVA – Pemerintah Republik Rakyat China (RRC) memberikan respons keras usai kedatangan Wakil Kepala Negara Amerika Serikat (AS), Keith Krach, ke Taiwan, 17 September 2020. China geram dengan sikap AS yang terus mencoba mengintervensi ambisi Negeri Tirai Bambu, yang ingin mengembalikan Republik China (Taiwan) ke dalam wilayahnya.

'Taiwan Waves of Wonder', Cara Pemerintah Taipei Tarik Wisatawan Indonesia

Menurut laporan BulgarianMilitary.com yang dikutip VIVA Militer, Krach sudah tiba di Taipei untuk bertemu dengan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, untuk membicarakan kerjasama Taiwan-AS seiring dengan meningkatnya ketegangan dengan China. 

Krach adalah pejabat tinggi kedua AS, yang datang ke Taiwan setelah Menteri Kesehatan AS, Alex Azar, pada Agustus 2020 lalu.

Intelijen Amerika: Rusia Tidak Mungkin Lancarkan Serangan Nuklir!

Kedatangan pejabar tinggi AS membuat China geram. Juru bicara Kementerian Pertahanan China, Kolonel Ren Guoqiang, menegaskan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) siap memberikan respons atas intervensi AS dalam dukungannya terhadap Taiwan.

VIVA Militer: Armada Angkatan Laut China (PLAN)

Presiden China Xi Jinping: Solusi Dua-Negara Fundamental untuk Perdamaian Palestina

"Tentara Pembebasan Rakyat China memiliki kemauan kuat, kepercayaan penuh, dan kemampuan yang memadai, untuk menekan intervensi pasukan eksternal dan tindakan separatis yang bertujuan memproklamirkan kemerdekaan Taiwan," ujar Guoqiang dikutip VIVA Militer dari Times.

"Mereka yang bermain dengan api dan mungkin akan membakar diri mereka sendiri. Taiwan adalah bagian suci dan integral dari wilayah China," katanya.

Kemarahan China atas kedatangan pejabat tinggi AS ke Taiwan dibuktikan dengan latihan militer di Selat Taiwan. Tak peduli dengan kecaman Taiwan dan AS, Guoqiang menegaskan lagi jika latihan perang yang digelar militer China adalah tindakan sah. Langkah ini dilakukan untuk menunjukkan kekuatan militer China yang selalu siap menjaga kedaulatan negaranya.

"Ini adalah sebuah tindakan legal dan perlu dilakukan. Ini bertujuan untuk menjaga kedaulayan dan integritas wilayah negara, dalam situasi saat ini dengan Taiwan.

Baca juga: Tegang, Helikopter Apache Militer AS Sergap Konvoi Tentara Rusia

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya