Mossad Israel Yakin Bisa Seret Arab Saudi ke Jurang Damai Yahudi

VIVA Militer: King Salman.
Sumber :

VIVA – Misi senyap Badan Intelijen Nasional Isrel (Mossad) untuk menghancurkan permusuhan negara-negara Muslim dengan Bangsa Yahudi, lagi-lagi membuah hasil yang memuaskan.

Komandan PMPP TNI Sematkan Baret Biru UN Kepada 22 Prajurit Pilihan Satgas Level II Hospital UNIFIL

Hal itu dibuktikan dengan telah dinormalisasikannya hubungan negara terkaya dunia, Bahrain dengan Israel, yang diwujudkan dengan penandatanganan Perjanjian Abraham di Washington, Amerika Serikat.

Bahrain menjadi negara kedua dari beberapa negara Muslim yang memang sudah ditargetkan Mossad agar bisa segera berdamai dengan Israel.

Brigjen TNI Umar Farouq Lantik Mayor Marinir Tutang Jadi Komandan Denma Pasmar 1

Namun, Mossad dipastikan tidak akan berhenti sampai di sini. Ada beberapa negara Muslim besar yang kini diincar untuk dijerat menuju jurang perdamaian dengan Israel.

Sebelumnya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sempat menyebut nama beberapa negara yang sedang dilobi Mossad untuk berdamai, seperti Maroko, Oman, Sudan dan Arab Saudi.

TNI AL Uji Coba Makan Siang Bergizi Gratis Serentak di 18 Titik Seluruh Indonesia

Yang paling menarik perhatian masyarakat dunia tentunya Arab Saudi, sebab negara monarki ini merupakan negara yang cukup dihormati Muslim sedunia. Terutama karena adanya dua kota suci Islam di negara itu, Mekah dan Madinah.

Memang, beberapa waktu lalu Kerajaan Arab Saudi dengan tegas menggaungkan penolakan atas perdamaian dengan Israel. Alasannya cukup konkret, solidaritas terhadap Bangsa Palestina yang kini berada di bawah jajahan Israel.

Hanya saja, setelah Bahrain menyusul Uni Emirat Arab, Isrel semakin yakin Arab Saudi akan melemah atas sikapnya, mengikuti jejak dua negara Muslim yang menandatangani Perjanjian Abraham.

Bahkan, yang terbaru dikutip VIVA Militer dari Times Israel, Kamis 17 September 2020, Direktur Mossad, Yossi Cohen dalam perbincangan dengan Channel 12 menyebutkan bahwa dirinya sendiri sebagai pelaksana operasi senyap sangat yakin, tak lama lagi Arab Saudi akan bertekuk lutut dan berdamai dengan Israel.

"Saya yakin itu bisa terjadi," kata Cohen.

Cohen bahkan tersenyum ketika saluran telveisi itu menanyakan tentang rencana pertemuan rahasia yang digelar di Washington, Amerika Serikat, antara putra mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman dengan para petinggi Bangsa Yahudi seperti Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu dan Cohen.

Memang, disebutkan rencana pertemuan itu dibatalkan oleh Pangeran Mohammed. Putra Raja Salman ini memutuskan membatalkan rencana pertemuan itu menyusul telah bocornya informasi ke publik.

"Saya tidak ingin berkomentar tentang hal itu," kata Cohen sembari tersenyum.

VIVA Militer: MBS

Keyakinan Cohen itu sebenarnya cukup berdasar lho, sebab Netanyahu juga sempat menyebutkan bahwa pimpinan negara-negara Arab terus melakukan pembicaraan rahasia dengan Israel yang mengarah pada perundingan perdamaian.

"Banyak pertemuan lain dengan para pemimpin Arab dan Islam diadakan, yang tidak diumumkan. Para pemimpin ini menyadari bahwa kepentingan vital mereka terletak pada menormalisasi hubungan dengan Israel," kata Netanyahu.

Misi Israel untuk berusaha membuat negara-negara Islam berdamai diberikan Netanyahu kepada Direktur Mossad. Termasuk ketika mendamaikan UEA dan Bahrain dengan Israel.

Netanyahu selama ini menggembar-gemborkan bahwa perdamaian dengan negara Islam, merupakan salah satu upaya Israel yang didukung Amerika, untuk menciptakan perdamaian dengan Palestina.

"Semakin banyak negara Arab dan Islam bergabung dalam lingkaran perdamaian, semakin banyak orang Palestina pada akhirnya akan menyadari bahwa hak veto mereka telah menguap, membuat mereka semakin sulit untuk tetap berada di luar lingkaran perdamaian," kata Netanyahu.

Hanya saja, sebenarnya ada kekuatan lain yang sedang ditandingi oleh Israel dan Amerika Serikat. Yakni kekuatan dari kubu Turki, Iran dan Rusia. Hal itu sangat kentara terlihat pada konflik yang terjadi di Suriah dan Laut Mediterania timur.

Dalam sejarahnya, permusuhan negara-negara Islam dengan Israel mulai tercipta seiring meletusnya Perang Arab Israel pada 1948, perang pecah sehari setelah Israel memproklamirkan kemerdekaan pada 26 Mei 1948. Negeri Yahudi itu diserang tentara gabungan dari Mesir, Suriah, Lebanon, Yordania, Irak, Arab Saudi, Yaman, Sudan dan beberapa negara lainnya.

Semua negara Islam marah setelah secara sepihak PBB membagi wilayah Palestina dalam dua bagian. Gilanya PBB memberikan 55 persen wilayah Mandat Britania atas Palestina kepada Israel.

Dan wilayah Israel semakin meluas menjadi menguasai 70 persen wilayah itu setelah berhasil memenangkan Perang Arab Israel 1948.

Baca: Inilah Sosok Wanita Penakluk Cinta 2 Jenderal TNI Sekaligus

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya