Gawat, Data Rudal Nuklir Terbaru Rusia Dibocorkan Letjen Hockenhull
- DefPost
VIVA – Badan Intelijen Pertahanan Inggris (Defence Intelligence) mengeluarkan peringatan pasca uji coba rudal jelajah berhulu ledak nuklir Angkatan Bersenjata Federasi Rusia, 9M730 Burevestnik. Kemampuan mengerikan rudal Burevestnik dapat menimbulkan ancaman setiap saat.
Menurut data yang dikutip VIVA Militer dari Sputnik News, Kepala Badan Intelijen Pertahanan Inggris, Letjen Jim Hockenhull, mengungkap sejumlah fakta terkait rudal jelajah nuklir Burevestnik.
Dalam keterangannya, Hockenhull menyebut bahwa rudal ini dirancang Rusia untuk menyaingi senjata sejumlah negara anggota Pakta Atlantik Utara (NATO). Sementara, NATO menamai rudal itu dengan nama Skyfall (Langit Runtuh).
Hockenhull mengatakan, rudal ini bisa bertahan di lapisan atmosfer selama beberapa tahun setelah diluncurkan. Tak hanya itu, dengan tenaga nuklir sub-sonik rudal jelajah Burevestnik memiliki jangkauan global yang tak terbatas.
Dengan kemampuan mengerikan, rudal jelajah nuklir Burevestnik dianggap Hockenhull tak hanya bisa menghancurkan infrastruktur militer. Tetapi, juga situs-situs warga sipil.
"Moskow sedang menguji sistem rudal jelajah bertenaga nuklir sub-sonik yang memiliki jangkauan global, dan akan memungkinkan serangan dari arah yang tak terduga," ujar Hockenhull dalam sesi temu awak media di Pusat Intelijen Five Eyes, Fort Meade, Maryland, Amerika Serikat.
"Waktu berkeliaran (rudal ini) hampir tidak terbatas. Kemampuan ini bersama-sama memungkinkan Rusia untuk menggenggam infrastruktur militer dan sipil dalam risiko serangan langsung. Baik dengan bahan peledak dan senjata nuklir," katanya.
Dalam laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari Reuters, rudal jelajah nuklir Burevestnik hingga saat ini masih terus dikembangkan militer Rusia. Rudal ini merupakan satu dari enam senjata strategis yang diluncurkan Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada 1 Maret 2018.
Sementara itu, Kantor Berita Rusia, TASS, melaporkan bahwa rudal jelajah nuklir Burevestnik telah berhasil melewati uji coba tahap pertama pada Januari 2019.
Baca juga: Pentagon Sebut Kabar Pemindahan Pasukan dari Turki ke Yunani Hoax