Fakta Terbongkar, Trump Gatal Ingin Habisi Nyawa Presiden Suriah

VIVA Militer: Presiden Amerika Serikat, Donald Trump
Sumber :
  • NBC News

VIVA – Amerika Serikat (AS) adalah salah satu negara yang terlibat dalam Perang Saudara Suriah. Selain mengirim sejumlah pasukan militernya, AS di bawah komando Presiden Donald Trump juga mendukung pasukan pemberontak Suriah untuk menumbangkan rezim Presiden Bashar al-Assad.

Rudal Misterius Hantam Pangkalan Tempur Amerika

Menurut data yang dikutip VIVA Militer dari New York Times, intervensi AS dalam Perang Saudara Suriah sudah berlangsung sejak 2017 silam.

Bersama sejumlah negara Barat semisal Prancis, Inggris, Jerman, dan Denmark, AS ikut menyokong pergerakan sejumlah pasukan pemberontak semisal Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dan Unit Perlindungan Rakyat (YPG).

Khalid Akui Dirinya Gay setelah Foto Pribadi Tersebar di Media Sosial

Campur tangan AS dalam konflik di Suriah juga sudah berlangsung sejak masih di bawah kepemimpinan Barrack Obama, hingga masa kepimpinan Trump. Sebuah pengakuan mengejutkan terlontar dari mulut Trump, yang rupanya sangat ingin membunuh Assad.

VIVA Militer: Presiden Suriah, Bashar al-Assad

Menko Airlangga: Indonesia Siap Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari Amerika Serikat

Dalam laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari Washington Times, dalam sebuah acara bertajuk Fox & Friends, Trump mengungkap bahwa ia sangat mendukung misi untuk menghabisi nyawa Assad. Sayangnya, apa yang diinginkan Trump mendapat tentangan dari Menteri Pertahanan AS saat itu, Jenderal James Mattis.

"Saya lebih suka membawanya keluar Saya sudah menyiapkannya. (Tetapi) Mattis tidak mau melakukannya. Saya tidak menyesali itu, saya bisa hidup dengan cara apapun," ucap Trump.

Dalam buku berjudul "Fear" tahun 2018 yang ditulis Bob Woodward, disebutkan bahwa Trump ingin membunuh Assad setelah serangan senjata kimia pada 2017 di kota Khan Shaykhun. 

Saat itu, pasukan Tentara Arab Suriah (SAA) di bawah komando Assad, melancarkan serangan udara bertubi diikuti dengan serangan senjata kimia. 58 warga sipil tewas sementara 300 orang terluka akibat serangan yang terjadi pada 4 April 2017.

VIVA Militer: Jenderal James Mattis dan Donald Trump

Akan tetapi, Trump juga pernah menyangkal niatnya untuk membunuh Assad pada 2018. Saat itu, Trump mengatakan misi pembunuhan terhadap Assad sama sekali tak pernah dipertimbangkan.

Baca juga: AS Kirim 11 Ribu Pasukan ke Guam, Perang Lawan China Segera Meletus

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya